13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

merendah.<br />

”Tidak apa-apa, kan aku yang memintamu datang ke sini,” sahut Budiman<br />

Luna tersenyum. Sesuatu di leher Budiman membuatnya tertarik. ”Syal yang<br />

bagus, Budiman. Warnanya sama dengan warna sweater-ku.”<br />

”Oh, ini,” Budiman menunjuk pada syal yang melilit di lehernya. ”Seorang<br />

teman memberikannya sebagai hadiah,” terang Budiman. ”Kau sendiri terlihat cantik<br />

dengan sweater-mu itu.”<br />

”Kau bisa saja Budiman,” rendah Luna. ”Sebenarnya apa maksudmu<br />

mengundangku ke sini? Apa yang ingin kau katakan?”<br />

”Sebenarnya...” sahut Budiman ragu. ”Sebenarnya ada yang ingin aku<br />

katakan. Ini tentang diriku.”<br />

”Tentang dirimu?”<br />

Budiman mengangguk. ”Ya, tentang diriku. Aku ingin mengatakan sesuatu<br />

tentang diriku kepadamu. Dan sepertinya aku harus segera mengatakannya<br />

kepadamu.”<br />

”Oh, ya? Apa itu?”<br />

Budiman menarik nafas panjang kemudian membuangnya perlahan.<br />

Jantungnya berdebar keras. Rasa gugup langsung menjalar di seluruh tubuhnya. Tapi<br />

semua itu harus ia abaikan karena hanya akan menghambat apa yang akan ia lakukan.<br />

Ia harus memantapkan hatinya sekarang juga. Ia harus mengatakannya sekarang juga.<br />

Sekarang, atau tidak sama sekali...<br />

“Luna...” Budiman berkata lirih. ”Aku tak tahu bagaimana reaksimu setelah<br />

aku mengatakan hal ini. Aku juga tak tahu apakah kau kemudian akan membenciku<br />

atau menjauhiku karenanya. Sungguh, aku tak terlalu berharap pada reaksimu nanti.<br />

Yang pasti, apa yang akan aku ungkapkan semata-mata adalah untuk meringankan<br />

beban di hatiku ini. Kumohon padamu agar kau mau mengerti.”<br />

”Memangnya apa yang ingin kau katakan?” tanya Luna penasaran mendengar<br />

kalimat pembukaan Budiman yang terdengar sangat aneh.<br />

Budiman tersenyum. Ia menghembuskan nafas panjang. Akhirnya ia pun<br />

berkata, ”Luna, telah lama aku memendam perasaan ini. Telah lama aku menyimpan<br />

setiap asa ini. Mungkin sudah lebih delapan tahun aku menyimpannya.”<br />

”Delapan tahun?” Luna tampak terkejut.<br />

449

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!