13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

keputusan. Ia akan segera mengambil langkah terakhir untuk dapat menentramkan<br />

perasaannya. Dia harus mengeluarkan isi hatinya.<br />

Budiman memandang wajah Intan yang ada dalam foto. Ia lalu tersenyum.<br />

”Intan, akan kupenuhi janjiku,” ujarnya lirih. ”Aku, Anas Budiman... akan<br />

bahagia untukmu...”<br />

*<br />

Siang itu, telepon di rumah Luna berdering. Gadis manis itu pun langsung<br />

mengangkatnya. ”Halo?” sapanya.<br />

telepon.<br />

”Halo, bisa bicara dengan Kharisma Luna?” terdengar suara laki-laki di<br />

“Ya, saya sendiri,” jawab Luna. “Dari siapa ya?”<br />

“Ini aku, Budiman,” suara laki-laki itu menjawab.<br />

”Oh, Budiman, ada apa?” tanya Luna segera setelah mengetahui siapa yang<br />

tengah berbicara dengannya.<br />

”Luna, ada yang ingin aku bicarakan,” jawab Budiman gugup.<br />

”Apa itu? Katakan saja...”<br />

”Tidak bisa di telepon. Aku ingin mengatakannya langsung kepadamu.<br />

Bisakah kita bertemu?”<br />

”Memangnya penting ya?” tanya Luna penasaran.<br />

”Ya... lumayan,” jawab Budiman ragu.<br />

”Lalu kapan kita bertemu?”<br />

”Hari ini bisa?”<br />

Luna tampak berpikir. Ia mengingat-ingat apakah ada janji hari ini.<br />

”Sepertinya bisa,” jawabnya kemudian. ”Kapan dan dimana?”<br />

”Kalau begitu aku tunggu kau di depan genta sekolah kita yang dulu, pukul<br />

lima sore. Bagaimana?” jawab Budiman.<br />

”Baiklah,” Luna mengiyakan. ”Tapi sebenarnya ada apa sih?”<br />

”Nanti kau juga akan tahu...”<br />

*<br />

447

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!