13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

“Maaf, si Irfan itu suka macam-macam sih,” bela sang wanita. Wanita itu<br />

adalah Santi, teman lama Luna. “Bagaimana kabarmu?”<br />

“Baik, hanya saja akhir-akhir ini banyak masalah,” jawab Luna lemah. “Kau<br />

sendiri, bagaimana dengan Irfan? Bagaimana pernikahan kalian?”<br />

“Alhamdulillah semua berjalan lancar. Seminggu lagi kami akan mengadakan<br />

resepsi pernikahan di sini,” jawab Santi sumringah. “Kalau kau, bagaimana<br />

hubunganmu dengan Mario itu?”<br />

“Jangan bicarakan dia,” elak Luna tak senang. ”Aku sudah tidak berhubungan<br />

lagi dengannya.”<br />

begitu?”<br />

baik.”<br />

”Apa aku tak salah dengar?” sahut Santi terkejut. ”Maksudmu kalian putus,<br />

Luna mengangguk lemah. ”Ya, kami putus. Mario bukanlah pasangan yang<br />

”Mendengar jawabanmu, sepertinya kau sedang dalam masalah yang cukup<br />

berat,” komentar Santi memberikan simpati. ”Kalau tak keberatan, kau bisa<br />

menceritakannya padaku.”<br />

”Tentu aku akan cerita,” kata Luna kemudian. ”Tapi bisakah kita memesan<br />

makanan terlebih dahulu? Aku sudah lapar nih.”<br />

”Baiklah kalau begitu.” Santi lalu memanggil pelayan rumah makan. Setelah<br />

memesan makanan, Santi kembali mengajak Luna bicara. ”Memangnya apa yang<br />

telah dilakukan Mario sehingga kau memutuskannya. Dia selingkuh?”<br />

”Tidak, dia tidak selingkuh. Dia tipe orang yang setia kok,” jawab Luna.<br />

“Lalu, kenapa kau memutuskannya?”<br />

Raut wajah Luna berubah sedih. “Semuanya terjadi secara cepat. Malam itu,<br />

hubungan kami berakhir....”<br />

Luna lalu menceritakan secara detil kisahnya pada Santi. Santi yang<br />

mendengar cerita sahabatnya semenjak SMP itu jadi terkejut.<br />

”Jadi... jadi Mario akan...”<br />

”Ya,” potong Luna, ”seperti yang kau duga. Tapi untunglah, San.... malam itu<br />

ada Budiman. Kebetulan ia datang. Entah apa yang terjadi padaku kalau Budiman tak<br />

datang. Mungkin saja aku sudah...”<br />

444

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!