13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PLAK!<br />

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Luna. Sebuah tamparan yang sangat<br />

keras. Luna mengaduh. Ia tampak menahan tangisnya. Ia lalu menatap mata Mario<br />

lekat. ”Aku tahu kau akan melakukan hal ini. Kau sering melakukannya bukan?”<br />

Budiman terkejut. Darahnya bergejolak keras melihat Luna ditampar. Ia<br />

langsung mengepalkan tangannya erat.<br />

”Begitukah caramu memperlakukan wanita?” tantang Budiman. ”Kau harus<br />

membayar untuk hal itu!”<br />

”Oh, ya?” Mario kembali menatap Budiman. Ia lalu tersenyum mengejek.<br />

”Sekarang coba lihat apa yang bisa kau lakukan...”<br />

”Aku... bisa melakukan ini!” Budiman melayangkan tangannya yang terkepal<br />

tepat di ulu hati Mario. Mario sepertinya tidak menyangka akan mendapat serangan<br />

dari Budiman. Pukulan itu pun mendarat tepat di tubuh Mario.<br />

DHAK!<br />

Tubuh Mario oleng terkena pukulan itu. Ia berusaha mengendalikan tubuhnya,<br />

tetapi pukulan Budiman cukup keras sehingga ia pun akhirnya terjatuh.<br />

Budiman mendekati tubuh Mario yang tengah kesakitan di lantai. Ia menatap<br />

wajah Mario dengan penuh kebencian. Sebaliknya, Mario melakukan hal yang sama.<br />

Lelaki itu menatap Budiman juga dengan penuh kebencian.<br />

”Kuharap, pukulanku tadi bisa membuatmu sadar,” sentak Budiman<br />

kemudian. ”Sebaiknya kau pergi dari sini. Kukira Luna sudah tak ingin melihatmu<br />

lagi.”<br />

Mario bangkit dengan tertatih. Ia memegangi dadanya yang sakit sembari<br />

menatap ke arah Budiman dan Luna.<br />

”Oke...oke...” ujarnya serak. ”Kalian boleh menang sekarang, tapi kupastikan<br />

kalian akan menyesal...” desisnya mengerikan. Ia lalu berjalan melintasi Budiman.<br />

Bahunya bertabrakan dengan bahu Budiman. Ia terhenti dan berbalik menghadap<br />

Budiman. Budiman pun demikian. Kedua lelaki itu kini saling menatap tajam. ”Aku<br />

akan selalu ingat malam ini, Budiman!”<br />

”Kukira aku juga akan ingat...” Budiman menyahut tanpa rasa takut.<br />

436

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!