13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Rumah Luna cukup jauh dari rumah Budiman. Kira-kira sekitar setengah jam<br />

perjalanan menggunakan sepeda. Budiman sengaja tidak memakai sepeda motor<br />

karena ia ingin mengenang masa-masa ketika ia dulu sering bersama sepeda tua<br />

kesayangannya itu. Bersama sepeda tuanya itu, ia mengalami banyak perjalanan<br />

penuh arti.<br />

Akhirnya Budiman tiba di depan sebuah rumah bercat merah setelah<br />

sebelumnya memasuki gang demi gang. Rumah Luna itu memang berada di dalam<br />

gang. Budiman pun segera turun dari sepedanya dan memarkirnya di depan rumah<br />

Luna. Ia heran melihat sebuah sepeda motor terparkir di depan rumah.<br />

Ragu-ragu Budiman melangkah ke depan pintu rumah. Malam itu rumah Luna<br />

terlihat sepi. Budiman tak tahu apakah ada orang di dalam. Ia lalu memberanikan diri<br />

mengucapkan salam.<br />

”Assalamu’alaikum...” salam Budiman sembari mengetuk pintu perlahan. Tak<br />

ada jawaban. Budiman mengulangi salamnya beberapa kali, namun masih juga tak<br />

ada jawaban. Ia lalu mencoba membuka pintu rumah. Ternyata pintu rumah itu tak<br />

terkunci.<br />

Budiman membuka pintu rumah perlahan. Lampu di ruang tamu menyala<br />

terang, tetapi tidak ada tanda-tanda penghuninya. Entah kenapa Budiman menjadi<br />

lancang memasuki rumah temannya itu. Ia seperti merasakan sesuatu yang buruk.<br />

Aneh bila rumah ditinggalkan dalam keadaan pintu tak terkunci. Itu sangat berbahaya.<br />

Tiba-tiba Budiman merasa mendengar sesuatu. Ia merasa mendengar suara<br />

seorang perempuan dan juga suara seorang laki-laki. Ia lalu mengikuti asal suara.<br />

Ternyata suara itu berasal dari dapur.<br />

”Apa yang akan kau lakukan, Mario?” ujar suara perempuan.<br />

Mario? Budiman bertanya dalam hati. Apa yang dilakukan Mario malam-<br />

malam seperti ini? Dan, itukan suara Luna?<br />

”Kau masih bertanya ya?” sahut suara yang Budiman kenal sebagai suara<br />

Mario. ”Kalau orang tuamu tak setuju, dan kalau kau tak bisa jadi milikku, maka aku<br />

akan melakukannya dengan kasar sehingga ayahmu menyetujui hubungan kita ini!”<br />

”Ayahku takkan pernah setuju kalau kau selalu bersikap seperti ini,” sanggah<br />

Luna. ”Dan... apa maksudmu dengan kasar?”<br />

”Seperti ini!”<br />

434

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!