13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

akan selalu berwatak keras seperti itu, tapi sekarang ia baru menyadari kalau sifatnya<br />

yang dulu itu telah kembali. Ternyata kini dirinya sudah kembali menjadi Budiman<br />

yang dulu, yang sangat dibanggakannya. Perkataan Luna telah menyadarkannya kalau<br />

dirinya telah berubah. Berubah menjadi lebih baik.<br />

”Woi!” panggil Luna. Budiman segera tersadar dari lamunannya. Ia menoleh<br />

ke arah Luna. “Sudah sampai mana ngelamunnya, Mas yang suka makan pecel lele?”<br />

gurau Luna lagi.<br />

”Er... sepertinya sampai di rumahmu,” balas Budiman setengah bercanda.<br />

Keduanya lalu tertawa. Budiman melihat wajah Luna di sela-sela tawanya.<br />

Luna terlihat cantik di kala tertawa. Inilah yang selalu dimimpikannya, melihat wajah<br />

Luna yang bahagia.<br />

”Huh...” Luna menghentikan tawanya. Ia menyeka keringat di dahinya. ”Kalau<br />

begitu Budiman, sekarang aku pergi dulu ya? Aku sudah capek, ingin segera mandi<br />

air hangat nih,” ujarnya.<br />

”Ya, aku juga akan pergi. Kalau kau mau pergi, pergilah dulu, ladies first,”<br />

balas Budiman menyilakan.<br />

”Senang bisa bersama denganmu dalam perjalanan ini,” ujar Luna sembari<br />

menyunggingkan sebuah senyum manis pada Budiman. ”Jangan lupa main ke<br />

rumahku ya?”<br />

”Insya Allah...”<br />

Perlahan Luna meninggalkan tempat Budiman berdiri. Gadis itu melangkah<br />

menuju ke pangkalan ojek dan segera berlalu dari pandangan Budiman.<br />

Budiman menatap kepergian Luna lama. Kata Luna, gadis itu senang bisa<br />

bersama dirinya selama dalam perjalanan pulang. Sedangkan bagi Budiman, ia luar<br />

biasa senang. Dirinya baru saja mengalami sebuah perjalanan yang sangat<br />

menyenangkan. Sebuah perjalanan yang penuh dengan cinta.<br />

Budiman mulai melangkah meninggalkan terminal. Baru beberapa langkah,<br />

sesuatu berwarna biru muda yang tergeletak di jalan menarik perhatiannya. Dilihatnya<br />

benda itu dengan seksama. Setelah diperhatikan detil, ia mulai menebak benda yang<br />

membuatnya tertarik itu. Benda itu mirip dengan sapu tangan berwarna biru muda<br />

yang digunakan Luna untuk mengusap air matanya.<br />

424

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!