13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Koin band ya?” tanya Budiman retoris.<br />

Luna mengangguk. Ia mengeluarkan kaset dari tempatnya dan<br />

memasukkannya ke dalam walkman. ”Ya, Koin band. Aku suka band ini. Mereka<br />

memiliki ciri khas yang unik. Ini album baru mereka, entah kenapa lagu mereka<br />

terdengar asyik.”<br />

merasa heran.”<br />

”Ya, mereka memang band yang bagus,” puji Budiman.<br />

Luna kembali mengangguk. ”Benar, tapi salah satu lagunya membuatku<br />

”Heran? Kenapa?”<br />

”Iya, lagu yang aku suka, yang berjudul Kota Intan. Tertulis kalau penciptanya<br />

bernama Anas Budiman. Itukan namamu...” jelas Luna. ”Namanya sama denganmu.”<br />

polos.<br />

”Bagaimana tidak sama, lagu itu aku yang menciptakannya,” sahut Budiman<br />

”Benarkah?” Luna terhenyak. ”Berarti kau kenal mereka?”<br />

”Odi Ido itu temanku semasa SMA. Kebetulan mereka sedang konser di<br />

Bontang dan bertemu denganku,” jawab Budiman. ”Tapi mereka tidak mengatakan<br />

kalau akan menggunakan laguku dalam album baru mereka...”<br />

Budiman teringat judul lagu yang baru disebutkan Luna. Lagu Kota Intan<br />

memang ciptaannya. Ia buat khusus sebagai hadiah ulang tahun Intan waktu itu. Ia<br />

meminta Odi menyanyikannya dalam konser Koin band. Ia tak menyangka kalau lagu<br />

itu kemudian dimasukkan Odi dalam album mereka.<br />

seorang artis.”<br />

”Wah....” reaksi Luna terlihat senang. ”Pasti senang sekali punya teman<br />

”Ah, itu biasa,” rendah Budiman. Namun di dalam hati ia sangat senang. Ia<br />

sangat senang Luna memujinya. Apalagi menyukai lagu yang ia ciptakan.<br />

Luna tersenyum. Ia lalu mengenakan earphone dan mulai terhanyut dalam<br />

alunan irama musik. Menyadari hal itu, Budiman lalu kembali membaca majalah. Ia<br />

benar-benar terkejut. Ia tak menyangka akan bertemu lagi dengan Luna di dalam bus.<br />

Baginya ini adalah sebuah kebetulan yang sangat menyenangkan. Ia kembali bertemu<br />

dengan cinta pertamanya itu.<br />

Diam-diam Budiman melirik ke wajah Luna yang tengah menikmati lagu. Ia<br />

memandang wajah Luna lekat. Wajah manis yang selalu ia lihat tatkala memandang<br />

419

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!