13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

purnama. Entah mengapa malam itu ia teringat kembali akan kenangan cinta<br />

pertamanya.<br />

Budiman mengeluarkan buku catatan dari tas pinggangnya. Dibukanya buku<br />

itu dan dicarinya sebuah halaman yang kosong. Setelah menemukannya, ia mulai<br />

menuliskan kata-kata di atas kertas itu. Lama ia menulis dengan hanya diterangi<br />

cahaya bulan purnama. Sesekali di antara ia menulis, Budiman mendongak ke langit,<br />

memandang rembulan.<br />

”Hmm...” gumamnya sambil memandang langit. ”Hari ini kau terlihat sangat<br />

cantik, rembulan...”<br />

Budiman lalu beralih pada barisan kata-kata yang baru selesai ia tulis di buku<br />

catatannya. Dibacanya barisan kata-kata itu di dalam hati. Ia mencoba meresapi setiap<br />

makna yang ditimbulkan untaian kata-kata itu. Ia lalu tersenyum penuh makna.<br />

Entah mengapa, tiba-tiba Budiman merobek halaman kertas itu. Ia meremas-<br />

remas kertas itu hingga berbentuk bola. Lama gumpalan kertas itu ia lempar-<br />

lemparkan di tangannya.<br />

”Huh, kalau aku belum bisa memiliki rembulan itu,” bisiknya pelan, ”puisi<br />

seperti ini pun tak ada harganya.”<br />

Budiman lalu melemparkan gumpalan kertas itu ke belakang. Kertas itu<br />

terjatuh di lantai dek dan mulai menggelinding mengikuti gerakan kapal. Angin yang<br />

bertiup cukup kencang menggerakkannya ke sebelah lain dek luar kapal itu.<br />

Gumpalan kertas itu terus bergerak hingga akhirnya terhenti di belakang kaki<br />

seorang gadis yang tengah memandang laut. Rupanya gadis itu menyadari sesuatu<br />

menyentuh kaki telanjangnya. Ia lalu berbalik dan mendapati gumpalan kertas<br />

berbentuk bola di depannya. Gadis itu lalu membungkuk mengambil bola kertas itu.<br />

Perlahan ia membuka gumpalan kertas itu hingga terbuka sepenuhnya.<br />

Gadis itu tampak terkejut mengetahui kertas itu bertuliskan sebuah puisi. Ia<br />

lalu membaca puisi itu.<br />

Sang Rembulan<br />

Malam ini, kudatangi udara malam<br />

Malam ini, kuresapi setiap hembusan yang menerpa leherku<br />

414

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!