13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Budiman menjadi bingung mendengar pertanyaan Bona. Ia berdiri dan<br />

memandang ke arah Amanda. Amanda menghela nafas. Wanita itu terlihat sedih.<br />

“Tentu Bona,” Amanda ikut bicara. “Tentu kak Intan akan datang bersama kak<br />

Budiman. Mereka kan bersaudara.”<br />

”Benal tante?” sahut Bona ketus. Amanda mengangguk. Bona tersenyum<br />

melihatnya. Ia kini terlihat senang.<br />

mengerti.<br />

”Bona jadi anak yang pinter ya?” pesan Budiman. Bona mengangguk<br />

”Ya kakak, Bona akan jadi anak pintel,” jawab Bona lucu. Budiman<br />

tersenyum. Ia lalu melewati bona menuju ke pintu taksi yang telah menunggu di<br />

depan pagar panti asuhan. Saat itulah Amanda dan Fathony berjalan ke arahnya.<br />

”Tante... paman...” panggil Budiman sembari melihat pada suami-istri itu.<br />

”Sekarang aku pergi. Aku banyak menyusahkan kalian selama ini. Jadi aku minta<br />

maaf apabila pernah membuat kalian sakit hati.”<br />

hati.”<br />

”Kau tidak begitu Budiman,” sanggah Fathony. ”Kau Budiman yang rendah<br />

”Terima kasih paman, tapi aku merasa sangat jauh dari itu,” rendah Budiman.<br />

Ia lalu melihat ke arah Heru kecil yang berada dalam gendongan Fathony.<br />

Dipegangnya kedua pipi bayi mungil itu. Heru kecil tertawa. Budiman ikut tertawa.<br />

”Heru kecil,” ujarnya pada Heru kecil. ”Maafkan ayah karena<br />

meninggalkanmu. Sekarang, kau akan berada dalam asuhan tante dan paman. Mereka<br />

akan merawatmu dengan baik. Karena itu Heru kecil, ayah mohon kau bisa menjadi<br />

anak yang baik nantinya.”<br />

”Da...da...” Heru kecil bersuara menggemaskan. Budiman tersenyum<br />

melihatnya. ”Heru kecil, jadi anak baik ya?”<br />

”Kau tak perlu mengkhawatirkan Heru kecil, Budiman,” ujar Amanda. ”Ia<br />

akan baik-baik saja di tangan kami berdua. Kami berdua akan menganggapnya seperti<br />

anak kandung kami sendiri.”<br />

”Aku percaya tante,” sahut Budiman. ”Aku percaya karena tante telah berhasil<br />

merawat gadis sebaik Intan. Kebaikan Intan pastilah tak terlepas dari peran tante<br />

sebagai pengganti kedua orang tuanya. Tante haruslah bangga...”<br />

404

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!