13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Nano mengangguk mengerti. Setelah itu, ganti dua anak lain yang<br />

menghampiri Budiman.<br />

”Kak Budiman, kami mohon maaf ya kalau selama ini kami sudah salah,”<br />

tutur Nelly dan juga Alif.<br />

”Kakak juga minta maaf kalau selama ini pernah membuat salah pada kalian,”<br />

balas Budiman. Kini lelaki itu memandang ke arah enam anak yang berdiri berjejer di<br />

depannya, seakan menghalangi kepergiannya. Budiman tersenyum. Ia tak menyangka<br />

anak-anak itu mengerti bahwa ia akan pergi.<br />

”Anak-anak, jangan halangi kak Budiman,” seru Amanda melihat sikap anak-<br />

anak asuhnya, Nando, Jihan, Saodah, Roma, Fadil, dan Siti.<br />

”Tapi tante...” keenam anak itu merengek secara serempak. “Kak Budiman<br />

nggak boleh pergi!”<br />

Budiman kemudian membungkuk di depan keenam anak itu. Ia membelai<br />

rambut keenam anak itu secara bergantian. ”Nando, Saodah, Roma, Siti, Fadil, dan<br />

Jihan,” ujarnya lembut. “Kakak mau pergi, kalian jadi anak yang baik ya?”<br />

“Tapi kak?” anak-anak itu tampak cemberut.<br />

“Kalian jangan menangis, kakak nanti pasti akan datang ke sini lagi,” hibur<br />

Budiman. Mendengar itu, anak-anak yang sedari tadi menghalangi langkahnya<br />

kemudian menyingkir. Budiman pun melangkahkan kakinya. Namun, seorang anak<br />

tiba-tiba langsung berlari ke arahnya dan bergayut kuat pada kaki kanannya. Budiman<br />

meringis mengingat luka tembak pada kaki kanannya belum sembuh benar. Ternyata<br />

anak itu adalah Bona.<br />

jagoan?”<br />

”Bona...” panggilnya. ”Kau kenapa?”<br />

”Kak Budiman ndak boleh pelgi!” rengek Bona. Ia mulai menangis.<br />

”Jangan menangis dong,” Budiman berusaha menenangkan. ”Katanya Bona<br />

”Macak jagoan ndak boleh nangis?” ujar Bona cadel. Ia melepaskan<br />

gayutannya pada kaki Budiman.<br />

Budiman tersenyum. Ia membungkuk di depan Bona. Dihapusnya air mata<br />

Bona. “Benar kok, jagoan nggak boleh nangis,” hibur Budiman. “Kakak janji, nanti<br />

kakak akan datang lagi ke sini, percaya deh...”<br />

”Ke sini sama kak Intan?” tanya Bona tiba-tiba.<br />

403

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!