13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Budiman menghentikan suapannya. Ia memandang menerawang ke langit-<br />

langit rumah. Ia teringat wajah ibunya saat ini. Ibunya yang telah merawatnya selama<br />

ini.<br />

*<br />

Pagi itu Budiman berniat kembali ke panti asuhan. Nurali mengantarkannya<br />

keluar rumah. Namun ketika hendak keluar dari dalam rumah, pandangan Budiman<br />

terhenti pada sebuah lukisan yang ada di dinding ruang tamu. Lukisan itu tampak<br />

menarik perhatiannya. Sepertinya ia tak melihat lukisan itu kemarin.<br />

”Ada apa Nas?” tanya Nurali heran melihat sikap Budiman.<br />

”Lukisan itu paman,” tunjuk Budiman. ”Bukankah kemarin belum ada?”<br />

”Oh, lukisan itu?” sahut Nurali mengikuti arah tunjukkan Budiman. ”Memang<br />

kau tidak melihatnya kemarin, karena aku menemukannya di gudang kemarin malam.<br />

Paman pikir daripada menyimpannya di gudang, lebih baik menempelkannya di<br />

dinding sebagai hiasan. Lumayan baguskan?”<br />

Budiman tak menjawab. Ia melangkahkan kakinya mendekati lukisan yang<br />

menarik perhatiannya itu. Lukisan itu menggambarkan seekor burung Enggang yang<br />

berwarna keemasan tengah mengelilingi sebuah belanga yang penuh dengan ukiran-<br />

ukiran tradisional.<br />

”Itu paman yang membuatnya sendiri,” ujar Nurali kemudian.<br />

”Paman membuatnya sendiri?” Budiman tampak tak percaya. ”Benar?”<br />

Nurali mengangguk. ”Benar. Lukisan itu mengandung sebuah kenangan.<br />

Kenangan menyedihkan sekaligus sangat aneh.”<br />

”Menyedihkan dan aneh?”<br />

”Ya, paman melihat hal itu ketika masih muda,” terang Nurali seraya<br />

menunjuk pada lukisannya. ”Saat itu paman tak sendiri, paman bersama ayahmu dan<br />

juga dua teman yang lain.”<br />

hal ini?”<br />

”Paman bersama ayahku?” Budiman kembali terkejut. ”Dimana kalian melihat<br />

”Waktu itu kami semua masih muda, sangat suka berpetualang. Orang-orang<br />

mengatakan ada sebuah belanga suci peninggalan suku Dayak kuno yang tersembunyi<br />

397

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!