13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Keduanya lalu memandang makam Intan dengan penuh khidmat. Yang<br />

terbaring di sana adalah sosok yang mereka kagumi. Sosok yang pantas untuk<br />

diteladani.<br />

”Yasmin, beberapa hari lagi aku akan pulang ke Jawa. Mungkin ada pesan<br />

untuk teman-teman kita dulu?” ujar Budiman kemudian.<br />

”Benarkah? Kenapa tiba-tiba?” tanya Yasmin agak terkejut.<br />

”Ya, akan panjang kalau aku ceritakan. Bagaimana, apakah kau ada pesan<br />

dengan teman-teman kita dulu. Mungkin aku akan bertemu salah satu dari mereka...”<br />

Yasmin tersenyum. Ia kembali teringat kenangan akan masa-masa indah di<br />

SMA. Kenangan bersama teman-teman selama menjadi Palang Merah. ”Tidak, tidak<br />

ada kak,” ujar Yasmin. ”Tapi mengatakan kalau aku baik-baik saja juga boleh...”<br />

Budiman ikut tersenyum. Ia lalu memandang ke arah Yasmin. ”Yas, jadilah<br />

palang merah seperti dulu. Yasmin yang baik dan rendah hati seperti dulu...” kenang<br />

Budiman. ”Gunakanlah kekuatanmu untuk menolong sesama, jangan kau salah<br />

gunakan.”<br />

Budiman lalu teringat saat Yasmin menolong seorang teman yang berniat<br />

bunuh diri dan seorang teman yang kemasukan makhluk halus dengan menggunakan<br />

kekuatan hipnotisnya sewaktu SMA dulu. Saat itu ia tak menyangka Yasmin yang<br />

lembut itu bisa menggunakan kekuatan hipnotis.<br />

”Tentu kak, aku takkan menggunakan kekuatanku untuk hal-hal yang jahat<br />

lagi. Aku akan menjadi orang yang baik seperti dulu. Kini aku telah menemukan<br />

teladan itu. Kau harus percaya padaku,” sahut Yasmin mantap. Keduanya lalu sama-<br />

sama menoleh ke makam Intan.<br />

*<br />

”Budiman...” panggil Amanda pada Budiman yang tengah memandangi wajah<br />

Intan dalam foto di kamarnya. Budiman pun langsung menemui Amanda.<br />

”Ya, tante?” tanyanya. ”Ada apa?”<br />

”Itu... Fathur Rozy datang,” jawab Amanda.<br />

Mendengar itu Budiman langsung menuju ke ruang tamu. Dilihatnya Fathur<br />

Rozy tengah menunggunya di sana.<br />

391

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!