13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Iya, kalian pasti menginginkan aku segera pergi dari kantor ini agar kalian<br />

bisa bercumbu lagi seperti waktu itu,” vonis Budiman langsung.<br />

kesal.<br />

”Ah, Nas. Manalah mungkin kami menginginkan hal itu...” Chandra terlihat<br />

Budiman tersenyum. Ia lalu menepuk bahu temannya itu. ”Iya, aku tahu Chan.<br />

Aku hanya bercanda,” ralat Budiman. ”Kepergianku, karena aku memang harus pergi.<br />

Bukan karena siapa-siapa kok. Kota ini sudah terlalu baik untukku, tapi kota ini juga<br />

menyimpan kenangan yang buruk untukku. Karena itu, aku memutuskan untuk<br />

kembali ke Jawa.”<br />

”Begitu ya?” Ester tampak kecewa.<br />

Budiman kembali tersenyum. Kali ini ia menepuk pundak wanita itu. ”Ayolah<br />

Ter, jangan sedih. Bukankah tak lama lagi kau akan menikah?”<br />

”Ah, sial!” umpat Chandra tiba-tiba. ”Nas, maaf ya? Kami lupa<br />

memberitahukanmu perihal pernikahan kami,” sesalnya. ”Waktu itu kau kemana sih?<br />

Kami mencarimu...”<br />

Budiman tersenyum lagi. ”Sudahlah, itu tak penting. Yang penting sekarang<br />

kalian bisa bebas melakukan apa yang kalian inginkan. Bukan seperti waktu itu,<br />

mengendap-endap di balik meja sekretaris. Itu sungguh memalukan...” sindirnya.<br />

”Ah, Anas...” Ester dan Chandar tersipu malu mendengarnya.<br />

”Oh, ya... kira-kira kalian mengundangku tidak?” tanya Budiman kemudian.<br />

”Aku sih tidak mengharap kalian undang. Tapi kalau kalian...”<br />

”Oh, tentu saja Nas. Kenapa kau berpikiran seperti itu?” potong Chandra<br />

cepat. Ia lalu mengeluarkan sebuah undangan dari saku jasnya. Langsung saja<br />

diberikannya pada Budiman. ”Ini.”<br />

Budiman menerima undangan itu. Dibukanya undangan itu dan sebuah foto<br />

langsung menyambutnya. Foto kedua temannya itu.<br />

begitu bagus.”<br />

”Undangan kalian keren,” pujinya. ”Aku pasti datang, mengingat undangan ini<br />

”Kami sangat mengharapkan kehadiranmu. Bagi kami, kau adalah rekan yang<br />

hebat,” ujar Ester kemudian.<br />

”Iya, tapi sesaat lagi ia akan pergi. Lalu aku sama siapa dong?” sahut Chandra.<br />

”Aku tak mau sama si Rollie, dia itu pemarah sih...”<br />

387

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!