13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kenangan. Kenangan yang sebenarnya bukanlah kenangan indah. Tapi, dari kenangan<br />

itu kita bisa bersahabat. Aku senang... aku senang bisa mengenalmu.”<br />

”Aku juga Her...” balas Budiman. ”Tak kusangka kenangan itu kembali<br />

terulang. Sungguh...”<br />

dulu...”<br />

Heru tersenyum. Ia berbalik membelakangi Budiman. ”Budiman, aku pergi<br />

Heru mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Budiman sendiri. Budiman<br />

memandangi kepergian Heru dengan sedih. Ya, Heru benar. Setiap awal, pasti ada<br />

akhir, dan setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Sekaranglah waktunya untuk<br />

berpisah dengan Heru, teman kecil yang pernah ia hantam hingga mimisan dulu.<br />

Tiba-tiba, ketika Heru sudah berada agak jauh dari Budiman, lelaki itu<br />

menghentikan langkahnya. Ia teringat sesuatu, yang memaksanya kembali berbalik<br />

menghadap Budiman. Budiman menjadi heran melihat temannya itu berbalik ke<br />

arahnya.<br />

”Aku lupa sesuatu, Budiman...” ujar Heru kemudian.<br />

”Apa itu?”<br />

”Kau... jangan lupa akan pertandingan kita yang terputus...”<br />

”Pertandingan yang terputus?” tanya Budiman tak mengerti.<br />

”Ya, pertandingan bulutangkis kita. Kuharap kita bisa bertemu kembali untuk<br />

meneruskannya,” jawab Heru perlahan.<br />

Budiman tersenyum. Ia tak menyangka kawannya itu masih mengingat<br />

pertandingan bulutangkis mereka waktu itu.<br />

”Baik, sahabat. Aku janji, kita pasti akan bertemu lagi untuk meneruskan<br />

pertandingan itu. Percayalah padaku.”<br />

”Aku percaya,” sahut Heru. ”Karena itulah, jaga dirimu baik-baik Budiman...<br />

aku tak ingin menang mudah...”<br />

mudah...”<br />

”Kau juga...jaga dirimu baik-baik, karena aku juga tak mau kalah dengan<br />

Kedua sahabat itu saling berpandangan lama. Keduanya berusaha menyimpan<br />

kenangan perpisahan ini dengan baik. Perlahan tapi pasti, Heru kembali<br />

melangkahkan kakinya. Ia kini benar-benar pergi, meninggalkan Budiman seorang<br />

diri. Tanpa sadar Budiman menitikkan air mata.<br />

383

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!