13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Sama sepertimu Her, aku juga akan meninggalkan Bontang. Di sini terlalu<br />

banyak kenangan yang sedih. Aku takut aku akan tenggelam dalam kesedihan.”<br />

”Kau mau kemana?”<br />

Budiman menghela nafas. ”Kemana lagi? Aku akan kembali ke Kediri. Entah<br />

apa yang akan aku lakukan di sana, yang pasti aku ingin melupakan sejenak<br />

kenangan-kenangan di Bontang. Tapi selama seminggu ke depan ini aku mau<br />

menghabiskan waktu di panti asuhan. Aku ingin menikmati saat-saat terakhir bersama<br />

anak-anak panti itu,” jawab Budiman panjang. Alasan sebenarnya, selain ingin<br />

menghabiskan waktu bersama anak-anak panti, Budiman juga ingin mengenang Intan<br />

untuk terakhir kali sebelum ia pergi.<br />

”Sepertinya kita sama-sama dirudung kesedihan ya Budiman?” simpul Heru.<br />

Budiman mengangguk. ”Ya, sepertinya kita berdua memang sama. Tapi<br />

meskipun begitu, kita tidak boleh kalah oleh kesedihan ini. Orang-orang yang kita<br />

sayangi, yang telah mendahului kita pastilah tidak ingin melihat kita bersedih.”<br />

Heru mengangguk kecil, seolah setuju dengan pendapat Budiman. ”Kalau kau<br />

kembali ke panti, tolong sampaikan salamku pada tante dan paman. Tentunya kau<br />

juga jangan lupa menyampaikan salamku pada anak-anak yamg lucu itu.”<br />

secepat itu.<br />

”Tentu,” Budiman mengiyakan. ”Memangnya kapan kau akan pergi?”<br />

”Besok, besok aku akan pergi ke Samarinda. Ada seorang teman di sana.”<br />

”Secepat itukah?” Budiman terkejut. Ia tak menyangka Heru akan pergi<br />

Heru hanya tersenyum simpul. Ia mengangguk dan kemudian berkata,<br />

”Semakin cepat aku pergi, semakin baik pula untukku.”<br />

”Begitu ya?” Budiman terlihat sedih. Tak lama lagi ia akan berpisah dengan<br />

sahabatnya itu. Sahabat yang telah sangat baik padanya. Tiba-tiba ia teringat sesuatu.<br />

Sesuatu hal penting yang diamanatkan padanya. ”Kalau begitu Her, ada hal yang<br />

ingin aku sampaikan.”<br />

”Apa itu?”<br />

Budiman mengeluarkan sebuah amplop dari balik jaketnya. Ia lalu<br />

memberikannya pada Heru.<br />

”Apa ini?” tanya Heru setelah menerima amplop itu dari Budiman.<br />

”Bacalah, itu adalah kenang-kenangan terakhir dari Intan untukmu.”<br />

378

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!