13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Budiman, aku sudah memperingatkanmu!” ancamnya kasar. ”Sudah<br />

kukatakan takkan kubiarkan siapapun menghentikan hal ini. Termasuk... KAU!”<br />

”Lalu kenapa?” tantang Budiman. ”Lalu kenapa kalau aku kemudian yang<br />

akan menghentikanmu?”<br />

”Kau...kau...” Heru menjadi gentar mendengar tantangan Budiman. Tiba-tiba<br />

ia mengarahkan pistolnya ke arah Budiman. “Jangan mendekat!” ancamnya. ”Kalau<br />

kau mendekat, aku tak segan-segan menembakmu, tak peduli siapa kau!”<br />

Budiman tak gentar. Ia terus melangkah tanpa menghiraukan ancaman Heru.<br />

Ia semakin mendekati tempat Heru berdiri. Heru menjadi kalap dan tanpa ia sadari ia<br />

menekan pelatuk pistolnya.<br />

DOR!<br />

Sebuah peluru meluncur cepat ke arah Budiman. Budiman tak bisa<br />

menghindar dari tembakkan. Darah segera mengucur keras dari kaki kanannya.<br />

Rupanya tembakan Heru tadi mengenai tepat di betis kanan Budiman.<br />

Budiman terjatuh ke tanah. Ia tak kuat menopang tubuhnya dikarenakan rasa<br />

sakit di kakinya. Heru yang menyadari tindakannya menjadi bingung. Ia tak<br />

bermaksud menembak sahabatnya itu, ia hanya mengancam. Kedua polisi yang<br />

melihat hal itu tercekat. Mereka tak menyangka Heru akan senekat itu. Julius ikut<br />

tercekat melihat kejadian itu.<br />

”Heru, apa yang kau lakukan?” tanya Bripda Edi.<br />

”Aku... aku tak bermaksud...” Heru tergagap. Ia bingung harus berbuat apa.<br />

Budiman meringis menahan sakit. Namun ia tak berhenti bergerak. Dengan<br />

tertatih dan dengan menahan sakit ia mencoba berdiri. Ia tak menyerah meskipun<br />

kakinya terluka.<br />

Dengan susah payah Budiman berhasil berdiri. Ia lalu kembali melangkahkan<br />

kakinya mendekati Heru. Heru terkejut melihat kenekatan temannya itu. Ia mengira<br />

Budiman akan berhenti setelah ia menembak kakinya.<br />

Budiman terus melangkah hingga kini jaraknya dengan Heru hanya sejengkal.<br />

Ia berhenti dan menatap Heru dengan tajam. Heru tak bisa berbuat apa-apa. Ia tak<br />

ingin melukai temannya itu lebih dari yang telah ia lakukan.<br />

”Heru, tak kukira kau senekat ini,” ujar Budiman pelan. ”Tak kukira kau jadi<br />

gelap mata seperti ini....”<br />

370

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!