13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

khawatir.<br />

”Intan, kamu mau kemana? Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Amanda<br />

”Tidak Tante, aku baik-baik saja kok. Tadi itu cuma kelelahan biasa.”<br />

Intan melangkah keluar kamarnya. Ia berjalan menuju ke ruang bermain anak-<br />

anak. Dilihatnya Budiman tengah bercengkerama dengan Nano, anak panti yang<br />

paling besar yang telah duduk di kelas empat sekolah dasar.<br />

”Kak Budiman,” panggil Intan.<br />

Budiman menoleh. ”Intan, kamu sudah siuman rupanya.”<br />

”Kakak sudah sadar,” Nano ikut berbicara.<br />

”Ya.” Intan melangkah mendekati Budiman. ”Kak Budiman, aku minta maaf<br />

ya karena telah merepotkanmu.”<br />

”Ah, tidak apa-apa,” kata Budiman. ”Di masjid tadi, kenapa kamu pingsan?”<br />

”Entahlah Kak, mungkin terlalu capek.”<br />

”Aku yang seharusnya minta maaf Tan. Karena aku, kamu menjadi ingat akan<br />

kebakaran itu,” sesal Budiman.<br />

”Tidak kak, bukan salahmu. Setiap hari juga aku selalu ingat kejadian itu. Jadi<br />

hal itu sudah biasa bagiku.”<br />

”Begitukah?” Budiman terlihat lega. ”Kalau begitu, lebih baik sekarang kau<br />

istirahat dulu. Kau masih terlihat lelah. Biar aku dan tante yang menangani anak-<br />

anak.”<br />

Intan tersenyum. ”Terima kasih Kak.”<br />

*<br />

”Ada berita seru apa hari ini?” tanya Budiman pada penjual koran di<br />

persimpangan jalan. Budiman memang sering membeli koran untuk mencari<br />

lowongan pekerjaan.<br />

lagi.<br />

”Ini Mas, ada kasus kematian yang aneh,” jawab penjual koran.<br />

”Aneh?”<br />

”Iya, kasus seorang lelaki yang terbakar misterius,” jelas penjual koran itu<br />

37

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!