13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Aku tahu, aku tahu apa yang terjadi pada keluargamu setelah kau tertangkap.<br />

Istrimu meninggal saat melahirkan, aku tahu itu. Tapi ceritamu salah kalau kau<br />

menganggap putrimu meninggal dalam kebakaran itu.”<br />

”CEPAT KATAKAN!!” Julius tampak tak sabar.<br />

Mendapat reaksi seperti itu, Budiman berusaha tenang. Ia lalu melanjutkan,<br />

”Putrimu memang sudah meninggal, tapi tidak karena kebakaran itu. Ia bahkan<br />

sempat menjadi seorang guru.”<br />

”Apa? Kau tidak bercanda?” Entah bagaimana perasaan Julius saat ini, tetapi<br />

Budiman telah membuatnya semakin penasaran. ”Lalu?”<br />

”Putrimu meninggal karena sakit parah,” terdengar nada sedih dalam jawaban<br />

Budiman. ”Putrimu yang baik hati itu, bernama Intan...”<br />

*<br />

Julius masih berada di ruang besuk kepolisian. Namun sekarang yang ada di<br />

depannya bukan Budiman, melainkan seorang wanita dengan pakaian yang sangat<br />

rapi.<br />

”Aku harus berterima kasih padamu Amanda,” ujar Julius pada wanita itu.<br />

”Kau telah merawat putriku hingga ia dewasa, bahkan hingga ia meninggal dunia.<br />

Entah bagaimana aku membalas itu.”<br />

”Kau tak perlu membalasnya,” sahut Amanda. ”Justru aku yang harus<br />

membalas pada putrimu itu karena telah menemaniku dan juga telah mengajarkanku<br />

tentang sesuatu yang selama ini tak pernah aku pikirkan. Dia gadis yang manis.”<br />

Mendengar penuturan Amanda, Julius menjadi sedih. Sebagai seorang ayah ia<br />

merasa telah gagal. Sekalipun ia tak pernah menyentuh putrinya tercinta. Semua<br />

karena kesalahannya di masa lalu yang membuatnya harus menjalani hukuman<br />

terpisah dari kehidupan.<br />

”Aku teringat kata-katamu waktu itu Mand,” kenang Julius. ”Waktu itu kau<br />

mengatakan kepadaku kalau aku tak pantas menjadi suami kakakmu. Waktu itu kau<br />

mencercaku dengan berbagai umpatan kasar. Ya, itu wajar. Seorang penjahat<br />

sepertiku memang tak pantas mendapatkan wanita sebaik dan selembut Jelita. Aku<br />

hanya menyusahkan kalian saja.”<br />

355

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!