13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Saat tertangkap, aku sudah pasrah menerima nasib. Padahal jauh di dalam<br />

hatiku, aku sangat sedih. Ya, aku telah berjanji pada istriku yang tengah mengandung<br />

kalau aku akan mengantarkannya ke rumah sakit. Ya, jauh sebelum penangkapan itu<br />

sebenarnya aku telah berniat untuk berhenti dari tindakan kriminal yang selama ini<br />

aku lakukan, dan menjadi seorang suami yang baik.<br />

”Demi memenuhi janjiku itu, aku memohon kepada Junadi untuk<br />

melepaskanku barang sehari hingga istriku melahirkan. Hingga aku sempat melihat<br />

anakku yang akan lahir. Awalnya Junadi menolak dengan alasan ia takut aku akan<br />

melarikan diri. Kau tahu, selama aku menjadi buronan polisi, itulah pertama kali aku<br />

tertangkap. Karena itulah Junadi tidak berniat melepasku karena menangkapku saja<br />

sudah sangat menyusahkan kepolisian.<br />

”Rakesh, anak buahku waktu itu kemudian membantuku. Ia meyakinkan polisi<br />

kalau istriku benar-benar tengah mengandung dan tak lama lagi akan melahirkan.<br />

Rakesh lalu memohon demi kemanusiaan kepada Junadi. Mendengar permintaan itu<br />

dan mengingat persahabatan kami dulu, Junadi menjadi iba. Ia memutuskan untuk<br />

melepaskanku dengan catatan aku harus menepati janji, menyerahkan diri setelah<br />

istriku melahirkan.<br />

”Rusdi, rekan Junadi saat itu menolak keputusan melepaskanku. Tentu itu<br />

alasan yang benar. Namun Junadi memaksa dan ia bersedia bertanggung jawab bila<br />

aku kabur. Akhirnya, aku dilepaskan sedangkan Rakesh ditangkap. Pelepasanku<br />

waktu itu hanya diketahui kedua polisi itu, tidak ada yang lain. Aku pun sangat<br />

berterima kasih kepada Junadi dan Rusdi karena telah bersedia melepaskanku.<br />

”Aku segera kembali ke rumah untuk menemui istriku. Istriku senang<br />

mengetahui aku menepati janji. Memang, demi istriku aku rela melakukan apa saja,<br />

termasuk berhenti dari dunia gelap kejahatan. Beberapa hari aku menemani istriku<br />

menantikan kelahiran buah hati kami. Hingga hari itu, hari ketika istriku akan<br />

melahirkan.<br />

”Aku panik dan kemudian membawa istriku ke rumah sakit. Aku menanti di<br />

luar kamar bersalin dengan perasaan sangat gelisah. Entah kenapa, di hari kelahiran<br />

anakku itu aku menjadi sangat gelisah. Ternyata kegelisahan hatiku itu mempunyai<br />

arti. Saat aku tengah menunggu, beberapa orang polisi datang menghampiriku. Aku<br />

349

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!