13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Oh, menusuk si tua itu? Itu maksudmu?” jawab sang penyerang enteng.<br />

“Memangnya kenapa?”<br />

”Kenapa katamu?” berang Budiman mendengar jawaban enteng sang<br />

penyerang. ”Kau pikir apa yang baru kau lakukan?”<br />

”Balas dendam, apalagi?” penyerang itu kembali menjawab enteng.<br />

“Balas dendam?” Budiman tak mengerti dengan yang dikatakan sang<br />

penyerang. Dendam? Pada Rusdi?<br />

”Kau takkan mengerti Nak,” ujar sang penyerang kemudian. ”Kau terlalu<br />

muda untuk mengerti. Lebih baik sekarang kau urus si tua Rusdi itu, jangan kau urus<br />

aku. Tak peduli siapa kau, anaknya atau bukan, sebaiknya kau tak menghalangiku.<br />

Aku bisa nekat.”<br />

”Tidak bisa, aku tidak bisa menghentikanmu. Kau telah menyerang orang<br />

yang sangat disayangi oleh sahabatku. Kau tak bisa lari dari hukum,” elak Budiman<br />

marah.<br />

”Oh, ayolah...” sahut lelaki penyerang. ”Dengan tubuhmu yang luka seperti itu<br />

mana mungkin kau bisa menghentikanku. Kau tak tahu siapa aku, aku penjahat paling<br />

ditakuti. Kuulangi sekali lagi kalau kau belum mengerti juga, jangan halangi aku<br />

untuk melarikan diri, karena masih ada satu orang yang harus aku serang. Ya, masih<br />

ada satu bajingan pembohong, si Junadi Anas.”<br />

”Apa katamu? Junadi Anas?” Budiman terkejut mendengar nama ayahnya<br />

disebut. ”Kau bilang siapa?”<br />

”Kau tuli atau apa bocah?” lelaki itu terlihat marah. ”Sepertinya kau jadi tuli<br />

karena terjatuh. Sayang sekali, kau masih muda. Tak kusangka aku masih sekuat yang<br />

dulu. Sudahlah, aku pergi.”<br />

Lelaki penyerang mulai melangkah lagi. Budiman menjadi cemas mengingat<br />

polisi belum juga datang. Ia takut lelaki itu melarikan diri dan tak tertangkap. Apa<br />

tukang ojek itu tidak memanggil polisi?<br />

”Tunggu lelaki pecundang!” Budiman berteriak. Bagaimanapun ia harus<br />

menahan penjahat itu selama mungkin sambil terus berharap polisi akan datang.<br />

Dipanggil seperti itu membuat sang penyerang menghentikan langkahnya. Ia<br />

kembali berbalik menghadap Budiman.<br />

343

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!