13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Budiman kini benar-benar berada di samping sang penyerang yang masih terus<br />

berlari. Setelah merasa mantap, ia lalu melompat dari motor dan menerjang sang<br />

penyerang. Keduanya lalu jatuh berguling-guling di jalanan beraspal.<br />

Setelah terguling-guling beberapa lama, keduanya terhenti. Budiman mencoba<br />

bangkit, namun tubuhnya terasa sangat sakit akibat menyentuh aspal tadi. Beruntung<br />

kepalanya tidak mengalami benturan.<br />

Sang penyerang yang berada kira-kira lima meter dari Budiman mulai bangkit.<br />

Ia berdiri dan berusaha lari tapi langkahnya terhenti. Rupanya penyerang itu juga<br />

terluka.<br />

Ini kesempatanku, batin Budiman melihat sang penyerang tak berdaya.<br />

Dengan semangat pantang menyerah, ia akhirnya berhasil berdiri dan melangkah<br />

mendekati sang penyerang meski dengan tertatih.<br />

Melihat kedatangan Budiman, sosok itu pun melangkah menjauhi Budiman.<br />

Budiman tak hilang akal. Meskipun penyerang itu bertubuh lebih besar darinya,<br />

bukan berarti ia tak bisa menghentikannya. Ia lalu kembali menerjang sang<br />

penyerang. Sang penyerang bertahan sehingga tidak terjatuh. Sang penyerang justru<br />

menghempaskan tubuh Budiman sehingga terjatuh kembali ke tanah. Saat itulah cadar<br />

yang menutupi wajah penyerang itu terlepas. Tampaklah wajah sang penyerang.<br />

Penyerang itu ternyata seorang lelaki yang Budiman taksir berusia lima puluh<br />

tahunan. Wajahnya penuh dengan carut-carut luka.<br />

”Sial!” umpat Budiman. Sepertinya ia tidak bisa menghentikan sang penjahat.<br />

Penjahat itu terlalu kuat untuk ukuran dirinya yang kini bahkan sedang terluka. Ia lalu<br />

melihat sekeliling, berharap ada seseorang menolong. Tapi tidak ada siapa-siapa di<br />

sana. Ia kini berada di jalanan yang sangat sepi tanpa satupun kendaraan yang lewat.<br />

Tak ada yang bisa dimintai tolong.<br />

Ia kemudian berpikir kalau ia tidak bisa menangkapnya, paling tidak ia bisa<br />

menahannya selama mungkin hingga polisi datang.<br />

”Berhenti!” teriaknya keras. Sang penyerang menghentikan langkahnya. Ia<br />

berbalik menghadap Budiman yang sedang berusaha berdiri.<br />

”Apa maumu?” tanya penyerang itu menantang. Suaranya terdengar berat.<br />

”Justru aku yang seharusnya bertanya, bodoh!” bentak Budiman kasar. ”Apa<br />

yang telah kau lakukan?”<br />

342

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!