13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Ayah tak ingin apa-apa darimu saat ini Heru,” Rusdi bersuara. Ia tak<br />

mengindahkan pertanyaan putranya itu. ”Ayah hanya ingin dan selalu berharap agar<br />

kau bisa menjadi seorang polisi yang baik, tidak seperti ayah ini. Ayah adalah polisi<br />

yang sangat bodoh kalau kau tahu.”<br />

”Ayah polisi yang baik, ayah bukan polisi yang bodoh,” sanggah Heru terkejut<br />

dengan ucapan ayahnya itu.<br />

”Dengarkan ayah dulu Her,” sela Rusdi. Ia mengambil nafas panjang dan<br />

meneruskan, ”Heru anakku, hanya kau penerusku saat ini. Karena itu, maukah kau<br />

berjanji pada ayah?”<br />

”Janji? Janji soal apa?” Belum hilang keterkejutan Heru, kini ayahnya itu<br />

justru menyuruhnya berjanji.<br />

”Berjanji, kalau kau akan menjadi seorang polisi yang baik hati. Berjanjilah,<br />

demi ayahmu ini...” sambung Rusdi. Perkataannya penuh dengan kebijaksanaan.<br />

Lelaki itu lalu menoleh ke belakang, ke arah putranya yang tengah mendorong kursi<br />

roda. ”Her, maukah kau berjanji?”<br />

”Errr...” Heru tampak berpikir. Semuanya benar-benar aneh saat ini. Ayahnya<br />

mengatakan hal-hal yang ia anggap aneh, dan sekarang memintanya untuk berjanji.<br />

Namun Mendengar permintaan tulus ayahnya itu, Heru tak mempedulikan lagi<br />

keresahan hatinya itu. Ia pun mengiyakan permintaan ayahnya itu. ”Pasti, pasti ayah.<br />

Aku berjanji padamu, kalau aku akan menjadi seorang polisi yang baik hati. Itu<br />

janjiku.”<br />

Mendengar itu, Rusdi tersenyum. Sebuah senyuman tulus seorang ayah yang<br />

sangat menyayangi anaknya, sekaligus yang terakhir yang ia pernah ia berikan karena<br />

beberapa detik kemudian...<br />

CRASH!<br />

Tiba-tiba muncul sesosok tubuh dari semak-semak di samping ketiga lelaki<br />

itu. Sosok bercadar hitam itu berhenti di depan Rusdi dan langsung menusukkan pisau<br />

yang dipegangnya ke perut Rusdi. Darah pun meyemburat keluar dari perut Rusdi.<br />

”AYAH!!” teriak Heru terkejut.<br />

Setelah melakukan aksinya tersebut, sosok misterius itu kemudian berlari<br />

meninggalkan mereka.<br />

340

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!