13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Rusdi yang melihat keakraban dua pemuda itu tersenyum. Melihat keakraban<br />

Heru dan Budiman membuatnya teringat akan persahabatannya dulu dengan Junadi<br />

Anas. Sebuah persahabatan yang berujung tragedi.<br />

Rusdi.<br />

”Her...” panggil Rusdi.<br />

”Ada apa ayah?”<br />

”Ayah ingin mengatakan sesuatu, kuharap kau mau mendengarnya,” lanjut<br />

”Tentu aku mau mendengarnya ayah, katakan saja.”<br />

”Her, maafkan ayahmu kalau selama ini telah banyak berbuat salah kepadamu.<br />

Ayah tak pernah bermaksud untuk melakukan kesalahan. Ayah hanya ingin menjadi<br />

ayah yang baik untukmu.”<br />

”Ayah ngomong apa sih?” tanya Heru heran. Hari ini Heru merasa aneh. Entah<br />

mengapa pagi ini ia merasakan sesuatu yang janggal dari kelakuan ayahnya. Budiman<br />

yang mendengar perkataan Rusdi pun merasa demikian.<br />

”Kalau ayah tidak bisa menjadi teladan yang baik untukmu, maafkan ayah<br />

ya?” ujar Rusdi kemudian.<br />

”Ayah....” Heru masih belum mengerti maksud perkataan ayahnya. ”Ayah,<br />

bagiku ayah adalah sosok yang baik, yang terbaik malah. Jadi ayah tak usah risau<br />

dengan hal ini. Bagiku ayah sudah menjadi contoh yang baik. Kenapa ayah harus<br />

meminta maaf?”<br />

Rusdi tak menjawab, ia hanya tersenyum misterius. ”Ah, ayah tak sebaik yang<br />

kau kira,” jawab Rusdi kemudian. ”Ayah tidaklah sebaik yang kau pikirkan nak. Ayah<br />

ini banyak salah, banyak dosa kepadamu.”<br />

”Ayah ngomong apa sih?” nada pertanyaan Heru mulai meninggi. Perkataan<br />

ayahnya benar-benar membingungkan. “Memangnya ayah punya salah apa?”<br />

Budiman tersenyum pahit mendengarkan percakapan Heru dan Rusdi. Ia tahu<br />

maksud pembicaraan Rusdi. Ia takut Rusdi akan mengatakan yang sebenarnya pada<br />

Heru. Ia ingin mencegah Rusdi, tapi segera ia urungkan. Biarlah kalau memang Rusdi<br />

akan menceritakan kesalahannya dulu. Mungkin menurut Rusdi, hanya itu yang bisa<br />

membuatnya tenang.<br />

”Ayah?” Heru mengulangi pertanyaannya mengingat Rusdi terdiam tak<br />

menjawab. ”Salah ayah apa?”<br />

339

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!