13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

suapannya, Budiman melirik ke arah Rusdi. Ayah Heru itu menikmati mie ayam<br />

dengan perlahan. Budiman memandang ke arah pembunuh ayahnya itu. Lelaki tua<br />

yang tengah menikmati mie ayam buatannya itu memang pembunuh ayahnya. Lelaki<br />

tua yang memuji makanannya itu memanglah orang yang selama ini menjadi dendam<br />

di hatinya.<br />

Tapi itu dulu. Sekarang, biarpun memaafkan terasa sulit, ia tak<br />

mempermasalahkan dendam lama itu lagi. Biarlah yang berlalu itu berlalu. Ia sudah<br />

bisa menerima kalau semua yang terjadi pada dirinya adalah memang sudah suratan<br />

takdir. Semua penderitaan yang pernah ia alami adalah sebuah proses yang memang<br />

harus ia lewati. Ia sudah bisa menerimanya sekarang.<br />

Budiman yakin, setiap orang pasti memiliki kesempatan kedua. Biarlah Rusdi<br />

hidup tenang di masa tuanya, karena Budiman tahu lelaki itu telah hidup dalam<br />

ketakutan selama ini. Kalaupun kejahatannya harus diadili, biarlah Tuhan yang<br />

mengadili.<br />

*<br />

Heru tengah terlelap di atas tempat tidurnya. Sedetik kemudian, pintu<br />

kamarnya terbuka dari luar. Seorang lelaki berkursi roda yang tak lain adalah Rusdi<br />

masuk ke dalam kamar itu. Dengan perlahan Rusdi menggerakkan kursi rodanya di<br />

samping tubuh Heru yang terlelap.<br />

Rusdi memandangi wajah putra semata wayangnya itu dengan tatapan sedih<br />

bercampur bahagia. Selama ini ia selalu menyimpan kebohongan di depan putranya<br />

itu. Putra yang dirawatnya dengan penuh kasih itu kini telah dewasa. Heru kini telah<br />

menjadi seorang polisi yang hebat seperti dirinya dulu. Memang selama ini Rusdi<br />

selalu menjadi panutan Heru. Di mata anaknya itu, Rusdi selalu terlihat hebat. Di<br />

mata anaknya pula Rusdi selalu menjadi seorang bapak yang baik, ayah yang selalu<br />

bisa dibanggakan, padahal...<br />

Rusdi benci mengakuinya, tapi ia bukanlah sosok bapak yang bisa<br />

dibanggakan. Apa yang tampak di luar selama ini hanyalah menutupi semua<br />

kebusukan hatinya. Bagi dirinya, kejahatannya di masa lalu tak pantas membuat<br />

dirinya patut dibanggakan. Kenyataannya, dia adalah seorang polisi kejam yang hanya<br />

336

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!