13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

16<br />

DENDAM YANG TERBALAS<br />

DAN<br />

KENYATAAN YANG PAHIT<br />

Aroma yang menyengat membuat Heru terbangun dari tidurnya. Ia mengendus<br />

aroma masakan itu. Aromanya terasa sedap!<br />

Heru segera bangkit dari tidurnya dan keluar kamar menuju ke dapur.<br />

Didapatinya Budiman tengah sibuk di depan kompor.<br />

”Ah, Heru... kau sudah bangun?” sapa Budiman ramah.<br />

”Sedang apa kau?” tanya Heru terkesima. ”Kau sedang masak?” Budiman<br />

mengangguk. ”Memangnya kau bisa masak?” tanya Heru tak percaya.<br />

Budiman tersenyum melihat ekspresi keterkejutan sahabatnya itu. ”Intan tidak<br />

pernah cerita ya?”<br />

”Hei, kukira Intan bercanda soal ini,” Heru menjadi teringat cerita Intan dulu.<br />

”Berarti benar kau dulu pernah membuka warung di panti asuhan?”<br />

”Iya,” jawab Budiman singkat. ”Kau tidak percaya ya? Itu wajar, Intan juga<br />

tak percaya waktu itu.”<br />

Tiba-tiba Heru tertawa geli. Budiman yang melihatnya sontak terkejut.<br />

”Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu?” tanyanya penasaran.<br />

”Tidak... tidak... hanya saja aku punya teman yang sangat lucu,” jawab Heru<br />

di sela-sela tawanya.<br />

”Lucu?” Budiman tak mengerti. ”Apanya yang lucu?”<br />

”Bagaimana tidak lucu, kau ini akuntan yang berbakat menjadi tukang mie<br />

ayam.” Heru tak berhenti tertawa.<br />

Budiman tercengang dengan jawaban Heru. Ia mengernyit, mencoba mencerna<br />

maksud Heru. Sebentar saja untuk bisa menangkap maksud temannya itu, Budiman<br />

pun ikut tertawa. Mereka berdua pun tertawa bersama.<br />

334

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!