13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Kau tak perlu lagi memikirkan orang lain, cukup pikirkan dendammu saja.<br />

Memangnya siapa yang selama ini mempedulikanmu? Siapa yang selama ini<br />

memperhatikan kesedihanmu akibat ulah bajingan itu? Adakah yang peduli?”<br />

’Tidak...tidak ada yang peduli, tidak ada satupun,’ batin Budiman<br />

membenarkan bisikan jahat itu. Mengingat semua kesedihan yang dialaminya, ia tak<br />

bisa mengelak lagi.<br />

”Bagus, memang itu yang harus kau lakukan sekarang. Sekarang tunggu apa<br />

lagi? Bajingan yang telah merenggut kebahagiaan keluargamu telah ada di hadapan.<br />

Tunggu apa lagi?”<br />

”Sekarang hunus pisau itu dan dekatilah bajingan Rusdi itu pelan-pelan. Kau<br />

tak mau ia melawan bukan?”<br />

Tanpa sadar, Budiman menganggukkan kepalanya.<br />

”Bunuh dia sekarang... Bunuh dia!”<br />

Suara bisikan itu semakin kencang di kepala Budiman. Suaranya makin<br />

mengeras, membuat Budiman semakin terbakar api dendam.<br />

”Bunuh dia! Tusuk dia! Habisi dia! Bajingan itu pantas menerimanya!”<br />

”Jangan lewatkan kesempatan ini, bunuh dia! Tusuk dia! Tikam dia! Hingga<br />

darahnya jatuh menggantikan setiap tetes air matamu.”<br />

Budiman melangkah perlahan mendekati Rusdi. Tangannya gemetar<br />

menghunus pisau yang ia ambil dari dapur.<br />

Ia semakin mendekat, semakin mendekati Rusdi yang tak menyadari<br />

kehadirannya. Tekadnya sudah bulat untuk membalas dendam, tak peduli apa<br />

akibatnya. Budiman semakin mendekat....<br />

BLEDARRR!<br />

320

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!