13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

di ruang tamu, ia menatap pada sosok di kursi roda yang membelakanginya. Sosok di<br />

kursi roda itu menatap keluar jendela rumah yang menampilkan pemandangan hujan<br />

dan kilatan petir yang menyambar.<br />

Lelaki berpisau terus mendekat. Ia menghunus pisaunya mantap. Semakin<br />

mendekat, langkahnya semakin tergetar. Tapi suara getaran langkahnya itu tak<br />

terdengar tertelan suara petir yang menyambar-nyambar.<br />

Lelaki itu kini hanya berjarak kurang lebih satu meter dari sosok berkursi roda<br />

itu. Pisau yang sedari tadi ia genggam dengan sebelah tangan kini ia genggam dengan<br />

kedua tangannya. Secara pelan ia mengangkat kedua tangannya ke atas kepala,<br />

dengan posisi mata pisau ke arah kepala sosok berkursi roda.<br />

Dengan penuh kebencian, lelaki itu menghujamkan pisaunya ke arah sosok<br />

berkursi roda. Suara jeritan menyayat langsung terdengar. Darah pun tertumpah ke<br />

lantai....<br />

”Astagfirullah...”<br />

*<br />

Budiman terbangun di kamarnya. Nafasnya terengah-engah. Lagi-lagi ia<br />

bermimpi buruk. Ia heran kenapa mimpi itu selalu menghantuinya. Ia pikir mimpi itu<br />

akan selalu datang selama ia belum melakukan apa yang ada dalam mimpi itu.<br />

Budiman bangkit dari tempat tidurnya. Ia melirik ke arah jam dinding di atas<br />

meja. Jam setengah dua malam rupanya. Ia lalu membuka pintu kamarnya dan<br />

berjalan menuju ke dapur.<br />

Di dapur, Budiman mengambil sebotol air minum dan mengeluarkannya dari<br />

lemari es. Ia lalu mengambil sebuah gelas dan menuangkan air ke dalamnya. Dengan<br />

cepat diteguknya habis air dalam gelas itu.<br />

Ketika hendak kembali ke kamarnya, Budiman teringat akan mimpinya. Ia<br />

melirik rak piring yang ada di dalam mimpinya. Ia mencari-cari dan mendapati<br />

sebilah pisau dengan ukuran besar di sana. Entah kenapa ia bergerak mengambil pisau<br />

itu.<br />

Budiman melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu yang gelap karena<br />

lampunya dimatikan. Ia melihat sesosok tubuh duduk di atas kursi roda di depan<br />

318

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!