13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dibenci, seorang dengan sisi hitam dan gelap, demi membalaskan dendam itu. Ia<br />

bersedia menjadi hitam, hitam sehitam-hitamnya...<br />

Tapi, saat semua anggota tubuhnya tergerak, saat aliran darahnya bergejolak<br />

keras, tekanan justru datang dari hati nuraninya. Hati nurani yang ingin ia hempaskan.<br />

Ya, ia tertahan oleh dinding persahabatan. Ia tertahan oleh semua kisahnya bersama<br />

Heru. Ia tertahan oleh anak yang pernah ia pukul itu.<br />

dan benci....<br />

Kini, Anas Budiman, tengah berada dalam sebuah dilema. Dilema antara maaf<br />

”Bajingan!!” teriaknya keras. ”Kenapa... kenapa ini harus terjadi?”<br />

Budiman mengambil dompetnya yang ia letakkan di meja. Ia lalu<br />

mengeluarkan selembar pas foto dari dalamnya. Dipandanginya wajah sang ayah<br />

tercinta yang ada di dalam foto tersebut. Air mata jatuh perlahan.<br />

”Ayah, kenapa kau harus meninggalkan kami? Kenapa ini semua terjadi?”<br />

isak Budiman. ”Kenapa kau meninggalkanku saat aku masih sangat<br />

membutuhkanmu? Aku...aku...ingin bertemu denganmu....”<br />

”Sekarang apa yang harus kulakukan ayah?” Budiman menatap nanar wajah<br />

ayahnya. Matanya berkaca-kaca. ”Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apa aku<br />

harus membunuh lelaki yang telah merenggut semua kebahagiaan kita dulu?”<br />

Budiman terdiam sejenak. Ia lalu menghapus air matanya perlahan. Masih saja<br />

dipandanginya wajah ayahnya di dalam foto itu.<br />

”Ayah... kumohon... apa yang harus kulakukan?”<br />

*<br />

Malam itu hujan turun dengan derasnya. Petir menyambar-nyambar dengan<br />

sangat menakutkan. Rumah Heru terlihat sepi.<br />

Seseorang melangkah perlahan menuju ke dapur. Ia seperti mencari-cari<br />

sesuatu di antara rak piring. Sejurus kemudian ia menemukan apa yang dicarinya. Ia<br />

tersenyum jahat. Diambilnya sebilah pisah yang ada di sana. Digenggamnya gagang<br />

pisau dengan sangat erat, seolah tak ingin pisau itu lepas dari tangannya.<br />

Perlahan orang itu meninggalkan dapur menuju ke ruang tamu yang gelap. Dia<br />

melangkah dengan sangat pelan hingga suara langkahnya tak terdengar. Sesampainya<br />

317

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!