13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Tengah asyik menikmati suasana pagi, tiba-tiba datang tukang pos dengan<br />

mengendarai sepeda motor. Petugas pos itu berhenti di depan rumah Heru.<br />

”Pos... pos...” seru tukang pos itu. Budiman kemudian beranjak<br />

menghampirinya.<br />

“Ada surat pak?” sapa Budiman ramah.<br />

”Iya, ini.” Pak Pos memberikan dua buah amplop kepadanya.<br />

”Terima kasih pak.”<br />

”Sama-sama.” Pak Pos itu kemudian menyalakan mesin sepeda motornya dan<br />

segera berlalu meninggalkan Budiman.<br />

Budiman mengamati kedua amplop itu secara seksama. Pada amplop pertama<br />

tampak nama Heru sebagai penerima. Ia lalu beralih pada amplop kedua. Dibacanya<br />

nama yang tertera pada amplop kedua. Betapa terkejutnya ia mengetahui siapa<br />

penerima amplop kedua. Tertulis di situ, ‘Rusdi Hartanto’.<br />

“Ada surat ya?” Heru muncul dari dalam rumah. Ia melangkah menghampiri<br />

Budiman yang tengah mengamati kedua amplop itu. “Untuk siapa?”<br />

melihatnya.<br />

“Untukmu dan...”<br />

Heru langsung mengambil kedua amplop itu dari tangan Budiman dan<br />

”Hmm, satu untukku dan satu untuk ayahku ternyata. Dari siapa ya?” Heru<br />

membuka amplop untuknya dan mengambil kertas dari dalamnya. ”Oh, Sanjaya<br />

rupanya...”<br />

”Kenapa dengan Sanjaya?”<br />

”Teman lamaku, biasalah...” jawab Heru pendek. ”Baiklah Man, aku masuk ke<br />

dalam dulu ya? Mau memberikan surat untuk ayahku ini.” Heru lalu kembali masuk<br />

ke dalam rumah.<br />

Budiman berdiri terpaku. Ia terkejut dengan kenyataan yang baru saja ia<br />

dapati. Kenyataan bahwa pembunuh ayahnya, ternyata adalah ayah Heru.... Rusdi<br />

Hartanto!<br />

*<br />

314

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!