13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Heru itu pintar bemain catur,” tutur ayah Heru. ”Di kepolisian, dia pernah<br />

menjadi juara turnamen catur. Dia hebat, paman tak pernah bisa mengalahkannya.<br />

Sepertinya anak itu mewarisi bakat ayahnya.”<br />

”Paman juga juara catur di kepolisian?” tanya Budiman terperangah.<br />

”Ya, dulu sih. Tapi saat-saat itu tidak akan pernah paman lupakan. Saat itu,<br />

paman berhadapan dengan rekan paman, seorang polisi yang sangat pintar. Kami<br />

bermain cukup lama. Orang-orang tidak dapat menentukan siapa yang akan menang<br />

karena kami berdua sama-sama kuat. Kau tahu apa yang terjadi kemudian?”<br />

”Paman menang?” tebak Budiman.<br />

”Tidak, paman tidak menang,” jawab ayah Heru. ”Paman juga tidak kalah.<br />

Kami bermain remis.”<br />

”Terus, siapa yang jadi juara? Pamankah?”<br />

Ayah Heru tersenyum lagi. ”Sebenarnya, orang-orang menginginkan<br />

pertandingan diulang, tetapi kami berdua justru menolaknya. Kau tahu kenapa?<br />

Karena bagi kami, pertandingan itu adalah pertandingan paling berat. Kami mengakui<br />

kehebatan masing-masing dan bersama menjadi juara.”<br />

”Wah....” Budiman terpesona mendengarnya. ”Itu pasti pertandingan yang<br />

paling hebat dan paling fair.”<br />

”Iya, pertandingan yang sangat hebat...”<br />

Budiman tersenyum sendiri. Ia tak mengira kalau Heru dan ayahnya memiliki<br />

kesenangan yang sama. ”Kenapa kalian bisa memiliki kesenangan yang sama?”<br />

tanyanya.<br />

”Kalau untuk paman, bermain catur itu bisa meningkatkan kemampuan<br />

berpikir,” terang ayah Heru ringkas. ”Tapi kalau menurut Heru, lain lagi.”<br />

”Lain?” Budiman penasaran. ”Menurutnya apa?”<br />

Ayah Heru melihat ke arah papan catur di depan Budiman. ”Kalau Heru, ia<br />

menganggap permainan catur adalah bagaimana strategi untuk menangkap penjahat.”<br />

”Menangkap penjahat? Apa hubungannya?”<br />

”Ya, ia menganggap lawannya adalah penjahat. Maka, ia harus bisa<br />

mengalahkan setiap lawannya untuk bisa menangkap penjahat itu. Baginya, bermain<br />

catur sama dengan pekerjaannya menangkap para penjahat. Kita harus berpikir keras<br />

untuk menaklukkan penjahat itu.”<br />

311

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!