13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Untuk mengisi waktu, Heru mengajak Budiman bemain catur di teras rumah.<br />

Keduanya bermain dengan serius. Sesekali terdengar gumaman tak jelas dari kedua<br />

lelaki itu. Keduanya tampak tegang.<br />

Heru tengah memikirkan langkah yang akan diambilnya ketika ayahnya<br />

muncul dari dalam rumah.<br />

”Heru...” panggil sang ayah.<br />

”Ya ayah?” sahut Heru tanpa memindahkan pandangannya dari papan catur di<br />

depannya. ”Ada apa?”<br />

ayah.<br />

”Maaf mengganggu permainanmu, tapi ada telepon untukmu Her,” jelas sang<br />

”Dari siapa?” Heru langsung menoleh ke ayahnya, sementara Budiman tak<br />

bergeming dan masih memandang papan catur di depannya, memikirkan gerakan<br />

selanjutnya setelah Heru bermain.<br />

telepon.”<br />

”Dari Pak Burhan, katanya penting.”<br />

Serta merta Heru bangkit dari depan papan catur. ”Man, tunggu dulu ya? Ada<br />

”Iya, sudah sana... angkat,” jawab Budiman cuek. ”Aku tunggu deh.”<br />

”Tapi jangan curang ya?” ancam Heru.<br />

“Iya... iya...”<br />

Heru masuk ke dalam rumah, meninggalkan ayahnya dan Budiman di teras.<br />

Mendapat kesempatan seperti itu, Budiman berniat bermain curang. Tapi, kehadiran<br />

ayah Heru di dekatnya membuatnya mengurungkan niatnya. Ia pun kembali<br />

memikirkan langkah selanjutnya.<br />

Budiman.<br />

”Serius sekali... Langkahnya susah ya?” komentar ayah Heru melihat sikap<br />

”Ah, ya... Langkahnya susah,” sahut Budiman tak menyangka bila ayah Heru<br />

memperhatikan sikapnya. ”Heru benar-benar pemain catur yang baik.”<br />

Ayah Heru tersenyum. ”Terkadang, keseriusan kita bermain catur membuat<br />

orang mengolok-olok kita. Katanya sih, kayu kok dipikirin...”<br />

Budiman tersenyum kecil mendengar gurauan lelaki berkursi roda itu. Ia jadi<br />

teringat permainannya dengan sahabatnya dulu sewaktu kecil. Waktu itu teman yang<br />

melihat permainan mereka mengatakan hal yang sama.<br />

310

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!