13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Intan tampaknya sangat marah. Ia langsung saja masuk ke dalam rumah.<br />

Budiman tampak khawatir dan berniat menyusul Intan, tetapi keburu dicegah<br />

Amanda.<br />

”Sudahlah, Intan memang begitu. Biarkan saja, nanti juga kembali ceria<br />

seperti biasa,” kata Amanda. ”Ah...Intan. Ia sudah besar sekarang. Sepertinya baru<br />

kemarin tante membawanya dari rumah yang terbakar itu.”<br />

”Rumah yang terbakar?” tanya Budiman tak mengerti.<br />

”Ya, semenjak kecil Intan yang yatim dirawat oleh tantenya yang lain,<br />

kakakku. Sayang, ketika berumur lima tahun, rumah kakakku terbakar. Entah<br />

bagaimana ceritanya, Intan berhasil selamat dari kebakaran itu, sedangkan kakakku<br />

beserta anak-anaknya tewas,” kenang Amanda. ”Sayang sekali.”<br />

”Oh, saya ikut berduka,” ujar Budiman simpati. ”Lalu, dimana sebenarnya<br />

orang tua kandung Intan?”<br />

”Kak Jelita, ibu Intan meninggal sesaat setelah melahirkan Intan. Sedangkan<br />

ayahnya, Julius entah kemana dia. Dia seperti lelaki yang tidak bertanggung jawab,<br />

meninggalkan Jelita di saat-saat penting itu,” jawab Amanda terlihat kesal. ”Ia terlalu<br />

baik untuk berandalan seperti Julius,” kenangnya.<br />

”Begitukah?” Budiman ikut sedih Ternyata di balik wajah ceria Intan,<br />

tersimpan kisah yang memilukan. Ia tidak menyangka bila Intan yang seceria itu<br />

memiliki masa lalu yang menyedihkan.<br />

”Semenjak kebakaran itu, Intan berada dalam asuhanku karena si Hermawan,<br />

suami kakakku itu tidak mau lagi merawatnya. Heran, bisa-bisanya ia menikah lagi<br />

sebulan kemudian.”<br />

Amanda.<br />

”Tante, Tante menangis?” tanya Budiman melihat air mata menetes di pipi<br />

Amanda segera mengusap air matanya. ”Sudahlah, kisah sedih itu tidak perlu<br />

diingat lagi,” katanya. Amanda lalu mengambil sesuatu dari tasnya dan<br />

mengulurkannya kepada Budiman. ”Budiman, kau mau cokelat?”<br />

*<br />

31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!