13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

15<br />

ANTARA MAAF DAN BENCI<br />

”Aku menginginkanmu. Aku menginginkan darahmu. Kau harus mati,<br />

pembunuh! Kau harus mati! Aku akan datang untuk mencabut nyawamu... Kau takkan<br />

bisa lari...”<br />

*<br />

Seorang pria terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah, keringat<br />

bercucuran di sekujur tubuhnya.<br />

padaku?”<br />

”Ah, mimpi buruk itu lagi!” umpatnya. ”Apa yang sebenarnya terjadi<br />

Pria itu termenung. Ia lalu teringat akan kesalahannya di masa lalu. Kesalahan<br />

bodoh yang pernah dilakukannya. Kali ini, dosanya itu terus menghantui dalam<br />

mimpi. Ia menyesal. Ia sangat menyesal. Andai saja waktu itu ia tak mengikuti hawa<br />

nafsunya...<br />

*<br />

Di lapangan sebuah lembaga pemasyarakatan, para narapidana sedang<br />

memotong rumput liar yang tumbuh di sana. Mereka memotong rumput dengan tertib<br />

dengan pengawasan seorang sipir.<br />

”Sangat membosankan,” keluh salah seorang narapidana berkepala botak.<br />

”Setiap pagi seperti ini, bangun, apel, membersihkan lapangan. Membosankan...”<br />

Narapidana lain yang mendengar keluhan itu mendengus. ”Memangnya apa<br />

yang kau inginkan di penjara, hah? Kau mau makan enak?” tanggap narapidana<br />

berambut gondrong itu. ”Ini penjara bung, bukan taman hiburan...”<br />

”Iya, aku tahu itu...”<br />

302

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!