13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Andai waktu itu kakak tidak mengorbankan diri untuk menyelamatkan Bona,<br />

mungkin aku tidak akan pernah mengenal kakak seperti ini. Sekali lagi terima kasih<br />

kak...”<br />

Budiman terkesima mendengar semua penuturan jujur Intan itu. Ia tak<br />

menyangka kalau selama ini Intan sangat menghargainya. Ia tak menyangka kalau<br />

selama ini ia telah menjadi kakak dari seorang gadis yang merasa kesepian.<br />

”Tan, terima kasih telah menganggapku sebagai kakak. Itu adalah<br />

penghargaan yang sangat besar untukku. Maafkan kakak kalau kakak telah berlaku<br />

salah padamu. Maafkan kakak kalau pernah membuatmu menangis.” Untuk pertama<br />

kalinya Budiman meyebut dirinya kakak kepada Intan.<br />

”Kau tak pernah membuatku menangis. Kau selalu membuatku tersenyum dan<br />

tertawa,” sahut Intan lemah. ”Kak Budiman, kuharap kau mau menganggapku sebagai<br />

adikmu,” Intan mulai menitikkan air mata. Demikian pula dengan Budiman. ”Aku<br />

sayang kakak...” bisik Intan.<br />

”Aku juga sayang padamu Tan. Kau akan selalu menjadi adikku.”<br />

Tiba-tiba Intan mendaratkan sebuah ciuman hangat di pipi Budiman. Sebuah<br />

ciuman yang ia hadiahkan sebagai ungkapan terima kasih pada seseorang lelaki yang<br />

ia sayangi itu. Seseorang yang telah ia anggap sebagai kakak.<br />

Budiman terkejut. Itulah pertama kalinya ia dicium oleh seorang gadis. Ia tak<br />

menyangka akan mendapat ciuman itu dari Intan.<br />

”Matahari terbenam...”<br />

Budiman dan Intan memandang ke seberang laut. Perlahan tapi pasti, matahari<br />

mulai tenggelam di cakrawala. Mereka berdua menyaksikan fenomena alam itu<br />

dengan takjub.<br />

”Indah ya kak?” puji Intan.<br />

”Ya, indah...” sahut Budiman.<br />

Intan tak melepaskan tatapan pada matahari senja itu hingga sang surya benar-<br />

benar hilang dari pandangannya.<br />

itu?”<br />

mengerti.<br />

”Kak Budiman,” ujarnya lirih. ”Tahukah kakak kalau aku iri pada matahari<br />

”Iri? Kenapa kau harus iri pada matahari tak berdosa itu?” tanya Budiman tak<br />

293

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!