13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Kau tidak salah Tan,” jawab Budiman mengerti. ”Sebaliknya, aku harus<br />

berterima kasih atas semua perhatianmu padaku selama ini. Kau gadis paling baik<br />

yang pernah aku kenal.”<br />

”Benarkah? Aku tersanjung untuk itu.”<br />

”Tapi Tan, aku ingin bertanya, kenapa kau memberikan perhatian besar itu<br />

padaku? Aku ini bukan siapa-siapa Tan.... Kenapa bukan pada Heru yang kau sukai<br />

itu?” tanya Budiman ingin tahu. Sudah lama ia memendam pertanyaan ini.<br />

”Kau salah kak,” sahut Intan cepat. ”Kakak bukan orang asing bagiku. Bagiku,<br />

kakak lebih dari seorang kakak.”<br />

”Maksudmu?”<br />

Intan tersenyum manis ke arah Budiman. ”Kak, kau adalah kakak terbaikku.<br />

Meskipun kita tidak memiliki hubungan darah, tapi aku telah menganggapmu sebagai<br />

kakakku. Kakakku yang sangat kusayangi.”<br />

”Kakakmu?” Budiman terperangah. Jadi Intan selama ini menganggapnya<br />

sebagai... ”Kenapa kau menganggapku sebagai kakak?”<br />

”Karena aku melihat sosok kak Alwi dan kak Ana dalam dirimu. Mungkin<br />

enam belas tahun telah membuatku lupa bagaimana sifat kedua kakak sepupuku itu,<br />

tapi aku tak pernah lupa bagaimana seorang kakak yang baik. Awalnya, aku heran<br />

kenapa aku merasa kau sama seperti mereka, padahal jelas sifatmu sangat berbeda.<br />

Tapi entahlah, aku merasa nyaman bersamamu. Aku merasa nyaman berada di<br />

sampingmu. Seolah, seorang kakak yang sangat kurindukan telah hadir kembali.<br />

”Aku sering bertanya kenapa aku harus merasa nyaman bersamamu. Aku juga<br />

sering bertanya kenapa aku selalu merasa kau adalah kakak yang selama ini aku<br />

rindukan. Ternyata naluriku benar. Kau memang sosok kakak yang selama ini<br />

kurindukan. Kau telah membuat sepi hatiku menjadi ramai. Kau telah membuat gadis<br />

ini merasa aman dari semua kegelisahan. Kau telah membuatku melupakan semua<br />

kesedihan itu.<br />

”Terima kasih banyak kak. Kau datang di saat yang tepat, di saat aku akan<br />

pergi meninggalkan semua mimpi dan harapan. Kedatanganmu di panti waktu itu<br />

seolah menjadi berkah. Sepertinya kakak sengaja didatangkan oleh Tuhan untuk<br />

melepaskan semua kerinduanku pada sosok seorang kakak, sebelum aku pergi<br />

menyusul kedua kakak sepupuku yang telah mendahuluiku itu. Terima kasih kak...<br />

292

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!