13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Tentu...” Budiman terkejut mendengar respon Intan. Ia menjadi gugup. Ia<br />

lalu berusaha mencari kata-kata lain agar tidak menyinggung perasaan Intan.<br />

”Maksudku, apa aku tidak mengganggu kegiatanmu sekarang?”<br />

”Ah, kakak... kenapa kau jadi gugup seperti itu?” Intan menangkap tingkah<br />

Budiman. ”Santailah... aku kan bukan orang lain?”<br />

”Maaf,” jawab Budiman mencoba rileks. ”Aku hanya tidak ingin<br />

menyinggung perasaanmu saja.”<br />

”Menyinggung perasaanku? Kenapa kakak berpikiran seperti itu?”<br />

”Melihatmu mengurung diri terus di dalam kamar, membuatku mengambil<br />

kesimpulan kalau kau sedang bersedih. Benar?”<br />

Mendengar ucapan itu, raut wajah Intan berubah sedih. Budiman pun menjadi<br />

merasa bersalah telah membuat Intan teringat akan kesedihannya.<br />

”Tan, sudahlah...” Budiman mencoba menghibur. ”Kenapa kau bersedih terus?<br />

Kenapa kau mengurung dirimu terus di dalam kamar?”<br />

Intan tak menjawab. Raut wajahnya bertambah sayu.<br />

”Tan, janganlah kau bersedih terus,” hibur Budiman lagi. ”Bolehlah kau<br />

bersedih, tapi kau tak boleh melupakan apa yang harus kau kerjakan. Anak-anak itu,<br />

mereka membutuhkanmu. Apa kau tak tahu betapa sedihnya mereka melihatmu<br />

seperti ini?”<br />

Intan terkejut. Ia menjadi teringat pada wajah-wajah manis yang selalu<br />

tersenyum padanya. Wajah-wajah polos yang bermain dengan senangnya nyaris tanpa<br />

beban. Wajah anak-anak yang selalu menemaninya. Wajah yang takkan pernah ia<br />

lupa...<br />

tahu?”<br />

akan tahu.”<br />

biarkan...”<br />

”Tan, bisakah kau memberiku alasan? Apa karena penyakit itu?”<br />

Intan tersentak mendengar perkataan Budiman barusan. ”Kakak... kakak sudah<br />

Budiman mengangguk. ”Ya, aku sudah tahu. Tante yang menceritakannya.”<br />

”Begitu ya...” Intan berkata sedih. ”Aku tahu, cepat atau lambat kakak pasti<br />

”Tan, jangan biarkan penyakit itu memisahkanmu dengan anak-anak. Jangan<br />

277

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!