13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Amanda mengangguk. ”Merawat anak seperti dia, membuatku menjadi lebih<br />

sensitif terhadap masalah-masalah sosial yang ada di negeri ini. Dan kau tahu sendiri<br />

kan bagaimana manifestasiku?”<br />

Fathony ikut mengangguk. ”Kau benar, anak itu memang luar biasa. Aku tak<br />

pernah bertemu dengan seseorang yang begitu mengabdikan hidupnya pada<br />

kehidupan orang lain seperti dia.”<br />

Amanda tersenyum penuh arti. ”Dialah sumber inspirasiku selama ini. Dialah<br />

yang selama ini menemani kesendirianku. Dialah yang selalu memberiku semangat<br />

menjalani hari. Dia seolah menjadi pengganti kedua kakakku yang telah pergi. Ya,<br />

Intan Mutu Manikam, tak kusangka aku telah membesarkan seorang wanita penuh<br />

kasih seperti dia.”<br />

“Kau beruntung sekali Mand.”<br />

“Mungkin,” tanggap Amanda, “tapi sayang... aku tak pernah bisa<br />

membantunya.”<br />

”Maksudmu?”<br />

Amanda menatap sosok dengan t-shirt dan celana pendek yang tengah<br />

berlarian bersama anak-anak di antara deburan ombak tepi pantai. Ia tersenyum<br />

sendiri, kemudian wajahnya menjadi sedih.<br />

”Kenapa Mand?” Fathony mengulangi pertanyaannya.<br />

”Aku hanya merasa tidak bisa membahagiakannya. Itu saja.”<br />

Perlahan, air mata menetes di pipinya. Air mata sedih bercampur haru<br />

mengingat putri semata wayang kakaknya itu.<br />

Sementara itu, Intan bermain dengan anak-anak panti dengan riang gembira.<br />

Mereka tertawa lepas seolah tak memiliki beban sama sekali. Intan senang dan merasa<br />

bahagia bisa bermain dan berkumpul dengan anak-anak yang sangat disayanginya itu.<br />

Melihat tawa riang anak-anak itu membuat ia melupakan kesedihannya yang<br />

mendasar.<br />

”Ayo Bona, kejar kakak...” pancing Intan pada Bona. Bona langsung saja<br />

berlari ke arah Intan, tapi dengan cepat Intan berkelit sehingga tak tertangkap Bona.<br />

”Yee. Nggak kena...” ledeknya.<br />

”Ah...kak Intan culang!” rengek Bona.<br />

271

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!