13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Iya...benar....” lanjut Heru. ”Aku tak bohong....kau benar-benar cantik...aku<br />

berkata dengan sejujur-jujurnya...”<br />

itu.<br />

Intan terkikik. Anak-anak panti pun ikut terkikik melihat tingkah kedua lelaki<br />

”Kakak berdua seperti tidak pernah melihat kak Intan saja...” celetuk Nelly<br />

yang menggendong Heru kecil iseng.<br />

”Kak Intan kan emang cantik...” Bona ikut-ikutan nyeletuk.<br />

Intan tersenyum manis. ”Ya udah...sekarang kalian temui tante, ucapkan<br />

selamat padanya,” perintah Intan pada anak-anak panti.<br />

”Siap...” jawab Nano layaknya tentara. Ia lalu memimpin anak-anak panti<br />

yang lain menemui Amanda dan Fathony, meninggalkan Intan, Heru, dan Budiman.<br />

”Senang ya,” ujar Intan sembari memandang ke arah Amanda dan Fathony<br />

yang berada di seberang. ”Akhirnya tante menikah juga.”<br />

”Ya,” sahut Budiman, ”akhirnya ia memutuskan juga. Bagaimanapun, seperti<br />

katamu waktu itu, tante tidak bisa membohongi perasaannya.”<br />

Ketiga sahabat itu bersamaan memandang Amanda dan Fathony yang tengah<br />

bercengkerama dengan anak-anak. Entah bagaimana, ketiganya tiba-tiba memikirkan<br />

hal yang sama.<br />

”Menikah sepertinya menyenangkan,” simpul Heru. Ia lalu menoleh ke arah<br />

Intan. ”Tan, apa kau akan menikah suatu hari nanti?”<br />

”Tentu, kalau aku ditakdirkan untuk menikah,” jawab Intan sumringah.<br />

”Kalau kau menikah, siapa yang akan menjadi pengantin laki-laki Tan?”<br />

Budiman iseng bertanya.<br />

”Siapa ya...” Intan tampak berpikir. Ia lalu tersenyum dalam, membuat<br />

Budiman dan Heru jadi penasaran.<br />

”Siapa Tan?”<br />

”Aku tidak tahu, tapi mungkin kalian berdua yang akan jadi pengantinku,”<br />

jawab Intan tegas. ”Oke, sepertinya aku harus bertemu tante deh. Duluan ya...”<br />

Intan meninggalkan kedua pemuda berjas hitam itu. Budiman dan Heru<br />

menatap gadis itu penuh arti.<br />

”Apa dia bercanda?” tanya Heru.<br />

Budiman mengangkat bahu. “Entahlah....”<br />

267

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!