13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

arah pintu masuk, dimana Budiman dan Heru berdiri. ”Kenapa hanya ada dua pemuda<br />

itu?”<br />

”Oh, mungkin ia sedang berdandan. Kau tahu, Intan itu kalau berdandan lama<br />

sekali. Entahlah, mungkin ia kurang yakin dengan penampilan dirinya, padahal ia<br />

cantik,” kata Amanda mengira-ngira. Fathony yang mendengar itu mengangguk-<br />

angguk tanda mengerti.<br />

Di dekat pintu masuk, Budiman dan Heru tampak gelisah.Gadis yang mereka<br />

tunggu sedari tadi belum juga datang ke tempat acara.<br />

”Bagaimana sih Intan...” gerutu Heru. ”Tantenya sedang berpesta seperti ini,<br />

kenapa ia belum juga datang?”<br />

”Iya...kemana dia ya? Apa dia masih di panti?” Budiman mencoba menerka.<br />

“Padahal, terasa ada yang kurang tanpa kehadirannya.” Heru mengeluarkan<br />

ponselnya. ”Lebih baik kutelepon dia.”<br />

Baru saja Heru hendak menekan nomor Intan, dari luar terlihat rombongan<br />

anak-anak panti berjalan masuk ke rumah makan. Heru mengurungkan niatnya. Ia<br />

memasukkan kembali ponselnya.<br />

”Itu, anak-anak panti sudah datang,” tunjuk Budiman.<br />

”Tapi dimana pengasuh mereka?”<br />

”Kak Helu, Kak Budiman!” sapa Bona dengan suara keras, disusul kemudian<br />

Nano, Alif, dan anak-anak panti yang lain.<br />

”Lho? Kak Intannya mana?” tanya Heru pada anak-anak itu.<br />

”Kak Intannya....” belum sempat Nano meneruskan, sosok anggun berambut<br />

hitam panjang dengan gaun putih yang cantik muncul di antara mereka. Budiman dan<br />

Heru terpana melihat kedatangan gadis yang telah mereka tunggu sedari tadi.<br />

”In....Tan?” Heru ternganga. Budiman juga. Intan tampak sangat cantik dalam<br />

balutan gaun putih itu.<br />

”Kak Heru...Kak Budiman...sudah lama?” sapa Intan ketika sudah berada di<br />

depan kedua lelaki itu. Yang ditanya tak menjawab, mereka hanya terbengong. Intan<br />

yang melihat hal itu pun jadi tersenyum. ”Woi! Kok malah bengong?”<br />

”Eh...ah...oh...” Budiman salah tingkah.<br />

”Intan...kau tak pernah...secantik ini...” puji Heru tergagap.<br />

”Benarkah?”<br />

266

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!