13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Man, kau jangan salah sangka dulu. Kami memang sedang mencari anting<br />

Ester yang hilang, maksudku anting baru Ester yang belum dipasang...”<br />

”Iya Nas, Chandra benar. Antingku tadi jatuh dan...”<br />

”Sudahlah, jangan banyak alasan,” potong Budiman. ”Aku sudah lihat semua<br />

kok apa yang kalian lakukan tadi. Jadi itu yang kalian lakukan selama aku pergi?<br />

Bisa-bisanya kalian seperti itu, kalau Pak Sabar tahu kalian bisa di...”<br />

”Tolong Nas, jangan kau adukan hal ini,” sela Chandra. ”Oke, kami mengaku<br />

kami salah. Kami tidak akan mengulanginya lagi kok. Ya kan Ter?” Chandra menoleh<br />

ke arah Ester. Yang ditanya langsung mengangguk.<br />

”Hmm...” Budiman tampak berpikir. ”Baiklah, kali ini aku maafkan. Tapi,<br />

kalau lain kali aku melihatnya, tak ada ampun...”<br />

”Nas, terima kasih. Kau benar-benar teman kami...”<br />

Budiman tersenyum kecut. Ia lalu menyodorkan dua bungkus plastik besar<br />

pada kedua rekannya itu. ”Ini, oleh-oleh untuk kalian. Sekarang, aku pulang dulu ya?<br />

Besok aku akan kembali bekerja. Jangan seperti tadi lagi ya? Oke?”<br />

Budiman pergi meninggalkan kedua temannya yang salah tingkah. Ia tidak<br />

menyangka akan mendapati hal seperti itu.<br />

kantor.<br />

”Huh...untunglah...” Ester bernafas lega ketika Budiman telah keluar dari<br />

”Dia pulang nggak bilang-bilang sih,” gerutu Chandra. ”Tapi lumayan, dapat<br />

oleh-oleh.” Ia kemudian membuka bungkusan dari Budiman dan kecewa melihat<br />

isinya. Kain tenun yang terlipat dengan tulisan di atasnya. Sarung Tenun Samarinda.<br />

*<br />

”Halo Heru kecil...Bagaimana kabarmu?” sapa Budiman sesampainya di panti.<br />

Intan tengah menggendong Heru kecil di teras panti. ”Ayah sudah pulang...”<br />

”Ayah?” ledek Intan.<br />

”Memangnya tidak boleh?” Budiman menyahut sewot.<br />

”Gitu aja marah Kak.” Intan tersenyum melihat sikap Budiman itu. ”Gimana<br />

di Samarinda? Kakak berhasil kan?”<br />

”Oh, tentu saja. Kalau masalah itu sih pasti beres. Tante mana?”<br />

260

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!