13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Serta merta Irfan memeluk tubuh Santi dengan tangan kirinya. Ia tak<br />

mempedulikan rasa sakit yang mendera di tangan kanannya akibat kecelakaan tadi.<br />

Yang ia rasakan saat ini adalah kebahagiaan, kebahagiaan karena cinta. Perlahan Santi<br />

mulai menangis. Sebuah tangis yang bahagia...<br />

”Akhirnya ia berubah pikiran juga,” celetuk seseorang tak jauh dari kedua<br />

muda-mudi itu. Ia menggigit kentang rebus di tangannya dengan lahap. ”Aku suka<br />

akhir yang bahagia... ditambah lagi dengan kentang rebus seperti ini.”<br />

*<br />

Masa tugas Budiman di Samarinda telah selesai. Ia pun kembali ke Bontang.<br />

Sesampainya di Bontang, ia memutuskan untuk mampir sebentar ke kantor tempatnya<br />

bekerja, sekedar memberitahu Chandra dan Ester akan kepulangannya.<br />

Ia memasuki kantornya itu dengan santai. Tapi ia heran, tak ada seorang pun<br />

di dalam kantor itu.<br />

”Halo....Spada....” panggilnya. ”Ester...Chandra...”<br />

Saat itu ia mendengar suara berisik di balik meja kerja sekretaris yang lebar. Ia<br />

menjadi penasaran dan memutuskan mendekati asal suara.<br />

”Astagfirullahal’adzim...” Budiman berkata spontan. Betapa terkejutnya ia<br />

dengan apa yang ada di balik meja sekretaris. Tampak jelas kedua rekan kerjanya<br />

sedang berciuman dengan sangat mesra. ”Ester! Chandra! Apa yang kalian lakukan?”<br />

Chandra dan Ester yang menyadari kehadiran Budiman segera berdiri. Mereka<br />

berdua langsung merapikan seragam kerjanya masing-masing.<br />

”A...Nas...kau sudah...pulang....” ujar Chandra tergagap.<br />

”Ba... bagaimana di sana...” sambung Ester yang juga tergagap.<br />

Budiman menatap kedua temannya dengan sangat kesal. ”Apa yang kalian<br />

lakukan barusan?” ia mengulangi pertanyaannya.<br />

”Kami...kami sedang....” Chandra terlihat bingung.<br />

”Mencari antingku yang jatuh....” tambah Ester.<br />

”Anting?” Budiman melihat ke telinga Ester. Antingnya masih ada di sana.<br />

”Tapi antingmu masih terpsang di telingamu tuh...” tunjuknya. ”Ooo...jangan-jangan<br />

kalian sedang....”<br />

259

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!