13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Karena itulah, ia ingin bergegas pulang untuk membereskan semua barangnya dan<br />

kemudian kembali ke Bontang. Tiba-tiba sebuah mobil taksi yang sudah ia kenal<br />

berhenti di depannya. Kaca mobil terbuka dan tampaklah teman lamanya yang tengah<br />

berada di depan setir.<br />

”Butuh tumpangan?” tawar Irfan.<br />

Budiman mengangguk dan segera memasuki taksi Irfan. Kali ini ia duduk di<br />

kursi depan. Taksi pun berjalan seperti biasanya.<br />

”Besok aku akan kembali ke Bontang,” kata Budiman memberitahu.<br />

”Oh, ya?” Irfan tampak terkejut. ”Secepat itukah?”<br />

”Memangnya kenapa? Kau masih kangen sama aku?”<br />

”Tentulah...” Irfan berseru panjang. ”Aku masih ingin melepas rindu pada<br />

kucing yang lucu ini.”<br />

”Irfan!!” sentak Budiman marah.<br />

”Oke...oke...maksudku temanku Budiman yang lucu,” ralat Irfan cepat.<br />

”Gitu dong...” amarah Budiman langsung mereda. Saat itu, matanya melihat<br />

sebuah bungkusan hitam di atas dasboard di belakang tanda pengenal supir milik<br />

Irfan. ”Apa ini Fan?” tanyanya sembari menunjuk pada bungkusan hitam itu.<br />

mau.”<br />

”Itu...bekal dari Santi,” jawab Irfan santai. ”Kau mau? Makan saja kalau<br />

”Wah, terima kasih. Kebetulan aku sedang lapar.” Budiman mengambil<br />

bungkusan hitam itu dan membukanya. Di dalamnya terisi empat kentang rebus dan<br />

empat pisang goreng. ”Kentang rebus dan pisang goreng, ini kan kesukaanmu Fan?”<br />

Budiman mencomot satu kentang rebus dan langsung memakannya. ”Santi kekasih<br />

yang baik ya?”<br />

”Ya, karena itu aku tak mau kehilangan dirinya.”<br />

Budiman tersenyum. Meskipun ia bingung dengan cara pikir temannya ini,<br />

tetapi ia senang melihat hubungan kedua temannya itu. Hanya saja...<br />

itu.<br />

”Kok masih banyak Fan?” tanya Budiman yang heran melihat isi bungkusan<br />

”Aku belum sempat memakannya, terlalu memikirkan pekerjaan mungkin...”<br />

jawab Irfan seadanya.<br />

254

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!