13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

”Sudahlah,” sahut Irfan dengan nada tak menyenangkan, ”aku cukup tahu<br />

untuk itu, tak perlu kau menceramahiku seperti itu. Aku malas memperdebatkan hal<br />

ini.”<br />

Budiman terdiam. Ia tahu percuma menasehati temannya dalam keadaan<br />

emosi, tidak akan efektif. Hal ini terjadi padanya dulu. Saat itu Rachmat menasehati,<br />

tetapi Budiman yang saat itu tengah emosi malahan memukul temannya itu.<br />

Saat ini, Budiman hanya ingin meyakinkan Irfan tentang arti pernikahan.<br />

Tetapi ia juga tidak bisa memaksa temannya itu untuk menikah. Ia tidak ingin ikut<br />

campur dalam urusan orang lain.<br />

”Fan,” Budiman kembali bersuara, kali ini agak pelan, ”kau harus<br />

memikirkannya kembali. Kau tahu, Santi begitu mencintaimu. Ia tak ingin<br />

kehilanganmu sampai ia rela menyusulmu ke kota ini. Kau harus memikirkannya<br />

lagi.”<br />

“Aku hanya tidak ingin kehilangan dirinya saja, hanya itu,” sahut Irfan lemah.<br />

“Kalau begitu lamar dia. Kau tidak perlu takut pada arus deras pernikahan.<br />

Kau adalah seorang pemberani. Bahkan, Santi sangat menginginkan melewati arus<br />

deras itu bersamamu. Tolong, jangan kecewakan dia. Pikirkanlah kembali... atau kau<br />

akan menyesal...” Budiman tak bisa berkata-kata lagi.<br />

Irfan menghentikan kendaraannya. Mereka telah sampai di tempat yang dituju.<br />

”Sudah sampai Man.”<br />

”Terima kasih.” Budiman membuka pintu dan berlalu begitu saja. Irfan<br />

memandangi kepergian temannya itu lama. Perkataan Budiman tadi seperti menusuk<br />

hatinya. Perkataan itu kini terngiang-ngiang di kepalanya. Pernikahan...<br />

”Menyesal?” ia bertanya sendiri dan tak lama kembali menjalankan taksinya.<br />

*<br />

Di kamarnya, Santi tengah memandangi foto kekasihnya yang ia bingkai<br />

indah. Kekasihnya semenjak duduk di bangku SMP. Ia mengenang semua kenangan<br />

indah yang telah mereka lalu bersama. Kenangan-kenangan indah itu, apakah harus<br />

berakhir?<br />

252

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!