13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Budiman tak beranjak dari tempatnya berdiri. Kasir itu tentu saja heran.<br />

Rupanya Budiman tengah mengamati wajah kasir wanita itu.<br />

“Apa kembaliannya kurang?” tegur kasir itu.<br />

”Oh, bukan.” Teguran itu menyadarkan Budiman. ”Uangnya pas kok.”<br />

”Terus?”<br />

”Saya hanya heran, kok nama Anda sama persis dengan nama teman saya<br />

dulu,” Budiman menjawab apa adanya. ”Jarang lho, ada nama yang sama persis.”<br />

”Oh, ya?” sahut kasir itu tak percaya. ”Berarti nama saya pasaran dong... lalu,<br />

dimana teman Anda itu sekarang?”<br />

SMP dulu.”<br />

”Entahlah, saya sudah lama tidak bertemu. Terakhir sih, waktu perpisahan<br />

”SMP?”<br />

”Iya, dia satu kelas dengan saya ketika SMP di Kediri.”<br />

”Kediri?” kasir itu terhenyak. ”Itu kota asalku,” ujarnya kemudian.<br />

”Benarkah?” Budiman terkejut. Ia lalu mengamati wajah kasir itu lebih<br />

seksama. Wajah imut dengan mata yang agak sipit dan lesung pipi yang indah.<br />

Rambutnya tertutup topi kasir. Ia mencoba mencocokkan memorinya dengan wajah<br />

yang ada di depannya. Dan ternyata... cocok!<br />

Anda?”<br />

dariku?”<br />

”Santi...!” serunya. ”Itu kau?”<br />

Kasir itu tercengang dengan sikap Budiman. ”Kenapa? Apa saya kenal<br />

”Aku Budiman, Anas Budiman!”<br />

”Budiman....” desis kasir itu panjang. ”Budiman.....si kucing itu?”<br />

”Oh,” Budiman tampak kecewa. ”Apa hanya julukan bodoh itu yang kau ingat<br />

*<br />

Budiman dan kasir bernama Santi itu duduk di sebuah halte bus di tepi jalan<br />

Samarinda. Keduanya saling bercerita mengenai diri mereka masing-masing.<br />

”Aku tak menyangka bisa bertemu denganmu di kota ini Man,” ujar Santi.<br />

239

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!