13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sang pria mengangguk. ”Benar. Maukah kau menikah denganku?”<br />

BRAKK!<br />

Tiba-tiba saja wanita itu terjatuh ke lantai. Ia pingsan.<br />

“Amanda?” pria itu terlihat cemas. Ia menghampiri sang wanita yang tak<br />

sadarkan diri di lantai. “Kau...baik-baik saja?”<br />

*<br />

Sepulang dari makan malam, Amanda langsung menceritakan perihal lamaran<br />

Fathony pada Intan dan Budiman.<br />

”Paman Toni melamar Tante?” Intan terkejut mendengar cerita tantenya itu.<br />

Amanda mengangguk.<br />

”Lalu, apa jawaban Tante?” Budiman ikut bertanya.<br />

”Tante tidak menjawab,” jawab Amanda.<br />

”Kenapa?”<br />

Amanda tersenyum mendengar pertanyaan keponakannya itu. ”Terlalu cepat<br />

untuk menjawabnya Nak, Tante butuh waktu untuk memikirkannya kembali.”<br />

”Tapi Tante,” sela Budiman, ”kenapa masih harus dipikirkan lagi? Bukankah<br />

sudah jelas kalau Paman Toni itu adalah orang baik?”<br />

”Man,” sahut Amanda, ”kau tidak tahu apa yang tante pikirkan bukan?”<br />

”Maksud Tante?”<br />

”Tante takut...” kata Intan memotong.<br />

”Takut?” Budiman tak mengerti. ”Takut kenapa?”<br />

”Takut berumah tangga,” sambung Intan.<br />

”Berumah tangga?” Budiman menyahut heran.<br />

Amanda menghela nafas pendek. ”Apa yang dikatakan Intan benar.” Raut<br />

wajahnya berubah menjadi sayu. ”Sesungguhnya, tante masih tidak percaya dengan<br />

yang namanya pernikahan.”<br />

Budiman terkejut. Tante Amanda mengatakan hal itu?<br />

”Sulit untuk menceritakannya,” kata Amanda sedih. ”Melihat pernikahan<br />

kedua kakakku yang berakhir tragis seperti itu, membuat tante takut akan pernikahan<br />

232

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!