13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tubi menghantam tubuh kurus Budiman. Budiman mengerang kesakitan mendapati<br />

serangan-serangan itu.<br />

”Hei!” protes Budiman lagi, ”kukira kita akan beradu pedang...”<br />

”Kau mendapatkannya!” sahut Ridwan. Memanfaatkan keadaan Budiman<br />

yang tak stabil, Ridwan dengan mudah dapat menghantam tubuh Budiman. Budiman<br />

kesulitan menghindar. Pandangannya menjadi kabur akibat smash tadi. Ia pun<br />

menjadi bulan-bulanan serangan Ridwan.<br />

Budiman semakin terpojok. Ia tak menduga Ridwan begitu kuat. Kini<br />

Budiman berada dekat dengan dinding. Meskipun pandangannya kabur, ia masih bisa<br />

merasakan arah serangan Ridwan sehingga ia bisa menghindarinya meskipun hanya<br />

berlangsung sesaat.<br />

Melihat lawannya menjadi semakin lemah, Ridwan makin meningkatkan<br />

kekuatan serangannya. Ia tak pernah seliar ini sebelumnya. Ia mengayunkan raketnya<br />

dengan keras ke arah Budiman. Untungnya, Budiman berhasil menghindarinya. Raket<br />

Ridwan pun menghantam dinding di samping Budiman. Serta merta dinding itu<br />

menjadi retak. Pukulan Ridwan tadi ternyata begitu kuat.<br />

”Aku akan mengakhirinya sekarang!” Ridwan berteriak keras diikuti sebuah<br />

serangan kuat yang berhasil menghantam tubuh Budiman. Budiman tak kuasa<br />

menghindarinya. Ia terlempar jatuh ke lantai. Raket yang sedari tadi ia pegang erat<br />

pun terlempar jauh ke seberang.<br />

”Arrgh!” erangnya kesakitan. Darah menetes dari kening dan mulutnya.<br />

Sementara memar terjadi hampir di setiap persendiannya. Budiman benar-benar<br />

kehabisan tenaga sekarang. Ia tak sanggup bangkit lagi. Ia telah kalah.<br />

Ridwan mendekati tubuh Budiman yang tak berdaya. Ia menatap wajah babak<br />

belur temannya dengan senyum penuh kemenangan sembari mengacungkan raketnya<br />

ke wajah Budiman.<br />

”Man, pertarungan kita sudah selesai,” ujarnya sombong. ”Aku yang<br />

memenangkannya. Sudah kuduga.”<br />

”Erghh..” Budiman hanya merintih mendengar perkataan Ridwan. Ia telah<br />

gagal. Ia tak pernah menyangka akan kalah.<br />

”Tapi kau adalah lawan yang tangguh. Kukira aku akan mengalahkanmu<br />

dengan mudah, ternyata aku salah. Kau hebat!”<br />

225

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!