13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ridwan langsung menerjang dengan raket yang diayunkan cepat. Budiman<br />

menangkisnya. Terjadilah pertarungan yang luar biasa. Mereka berdua bergantian<br />

melakukan serangan dan terkadang serangan mereka berlangsung bersamaan yang<br />

mengakibatkan kedua raket itu kembali bertemu.<br />

Gerakan-gerakan menghindari serangan juga terlihat. Budiman beberapa kali<br />

melompat menghindari sabetan tajam dari Ridwan. Kini Ridwan menjadi begitu<br />

bernafsu untuk membunuh teman lamanya itu.<br />

Pertarungan yang cukup panjang membuat stamina Budiman menurun drastis.<br />

Inilah kelemahan Budiman. Melihat hal itu, Ridwan semakin brutal. Ia mengerahkan<br />

hantaman-hantaman yang berhasil mengenai tubuh Budiman. Bebarapa serangan<br />

bahkan mengenai kaki Budiman yang mengakibatkan Budiman jatuh terguling di<br />

lantai. Shuttlecock yang tersusun di lantai pun menjadi berantakan akibat pertarungan<br />

itu.<br />

Budiman bangkit. Ia berusaha menggunakan tenaga terakhirnya untuk<br />

mencoba bertahan. Namun, serangan Ridwan tak kunjung kendur. Beberapa kali raket<br />

Ridwan menghantam pipi dan juga dadanya. Budiman mengerang kesakitan.<br />

Akhirnya Budiman berhasil menguasai dirinya dan kembali bertempur dengan<br />

Ridwan. Pemusatan tenaga yang diajarkan Wong Lee sepertinya berhasil. Kedua raket<br />

itu kembali beradu dengan keras. Suara keras terdengar di antara kedua raket yang<br />

mulai lecet akibat terhantam terus-menerus.<br />

Tiba-tiba saja Ridwan menerbangkan shuttlecock yang ada di lantai ke udara<br />

menggunakan raketnya. Dengan cepat pula ia melompat dan memukul shuttlecock itu<br />

dengan keras. Ia melakukan smash!<br />

Budiman yang tak menduga hal itu tak berkutik saat shuttlecock yang terpukul<br />

keras itu menghantam matanya. Ia merasakan sakit yang sangat di daerah sekitar<br />

matanya.<br />

”Hei!” protes Budiman. ”Apa yang kau lakukan?”<br />

Ridwan tertawa pendek. ”Aku hanya teringat pertandingan bulutangkis kita<br />

dulu. Sekarang saatnya bulutangkis Man.”<br />

Ridwan kembali melakukan serangan-serangan serupa. Ia melemparkan<br />

shuttlecock ke udara dan melakukan smash ke arah Budiman. Smash keras bertubi-<br />

224

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!