13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kedua lelaki itu kemudian saling mendekat. Masing-masing memasang kuda-<br />

kuda siap bertarung. Mereka saling mengamati pergerakan lawan. Budiman yang<br />

tidak mau kehilangan kesempatan lalu memutuskan mengambil inisiatif serangan<br />

terlebih dulu. Ia melangkah maju dengan cepat menerjang Ridwan. Raketnya ia<br />

ayunkan dengan sangat terarah.<br />

Ridwan berhasil menahan serangan Budiman. Kedua raket itu saling<br />

menempel ketat. Pun demikian dengan kedua pemakainya, mereka saling berusaha<br />

menjatuhkan.<br />

Tiba-tiba Ridwan mundur menyamping ke belakang yang mengakibatkan<br />

Budiman dan raketnya bergerak ke depan. Pertahanannya terbuka yang langsung saja<br />

dimanfaatkan oleh Ridwan. Ridwan mengayunkan raketnya ke punggung Budiman.<br />

Budiman menjerit tertahan.<br />

”Kena kau!” ejek Ridwan. Ia melanjutkan serangan-serangan cepat ke arah<br />

tubuh Budiman. Budiman berusaha menangkis serangan-serangan itu sebisanya. Ia<br />

berhasil mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Wong. Ridwan terlihat frustasi<br />

dengan pertahanan Budiman. ”Tak kuduga kalau kau cukup hebat untuk ini.”<br />

”Kau kira aku mudah dikalahkan?” sahut Budiman yang akhirnya berhasil<br />

mengambil jarak dari Ridwan.<br />

”Kalau yang kugunakan pedang, mungkin kau sudah mati sekarang.”<br />

Ridwan kembali menyerang dengan brutal. Budiman berusaha menghindari<br />

serangan cepat itu. Ia berhasil, tetapi beberapa serangan mendarat dengan telak di<br />

wajahnya.<br />

Budiman tak mau kalah, ia kembali melakukan serangan yang lagi-lagi dapat<br />

ditahan oleh Ridwan. Pertarungan mereka semakin sengit.<br />

Namun, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Serangan<br />

sengit Budiman berhasil meruntuhkan pertahanan Ridwan. Sebuah hantaman keras<br />

mengenai dagu lawannya itu.<br />

Mengetahui pertahanannya berhasil ditembus, Ridwan menjadi berang. Ia lalu<br />

mengambil langkah mundur dengan cepat yang memberinya jarak cukup jauh dari<br />

Budiman.<br />

kalah!”<br />

“Kuakui kau hebat, tetapi sekarang aku takkan main-main lagi. Kau akan<br />

223

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!