13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

menjadi senang. Lelaki bermata sipit itu melatih Budiman menggunakan pedang kayu<br />

yang ia buat sendiri.<br />

*<br />

Akhirnya, latihan pedang Budiman telah mencapai hari terakhir. Sebelum<br />

melepas Budiman, Wong Lee memberikan sebuah ujian. Budiman diharuskan<br />

mempertunjukkan semua yang telah dipelajarinya selama kurang lebih seminggu.<br />

Budiman melakukannya dengan sempurna. Nyaris semua yang diberikan Wong Lee<br />

berhasil ia kuasai. Wong Lee tak pernah melihat kemajuan secepat ini.<br />

”Kau luar biasa Man,” puji Wong Lee. ”Kau sudah berhasil menguasai ilmu<br />

pedang tingkat dasar. Itu bagus. Kau telah berusaha dengan sangat keras.”<br />

”Ini semua berkat kau Wong,” Budiman balas memuji. ”Aku harus berterima<br />

kasih padamu.”<br />

”Sebenarnya, apa yang kuajarkan padamu itu hanya dasarnya saja, yang<br />

kuharapkan kau dapat mengembangkannya sendiri. Meskipun begitu, aku yakin kau<br />

bisa menggunakan apa saja yang telah kuajarkan dalam menghadapi musuhmu<br />

tersebut besok,” kata Wong Lee menjelaskan.<br />

”Aku tahu Wong, karena untuk bisa menguasai ilmu ini membutuhkan waktu<br />

yang panjang, sedangkan aku menuntut waktu yang singkat.”<br />

Wong Lee tersenyum. ”Kau benar. Aku hanya heran, kenapa dulu kau berhenti<br />

di tengah jalan...”<br />

”Oh, itu ya?”<br />

Budiman segera teringat malam-malam itu. Ia dulu adalah seorang yang<br />

sangat rajin datang ke sekolah untuk berlatih bela diri. Ia cukup rajin sehingga sering<br />

pulang malam ke rumah. Tapi kondisi fisiknya mengalahkan semangatnya. Ia jadi<br />

sering merasa lelah dan juga sakit yang menyebabkan ia sering tidak masuk sekolah.<br />

Ibunya yang melihat hal itu kemudian melarangnya untuk meneruskan latihan.<br />

Budiman pun terpaksa menghentikan latihan bela dirinya. Ia hanya bisa gigit jari<br />

melihat rekan-rekannya berhasil lulus sebagai pendekar.<br />

220

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!