13.07.2013 Views

Download File

Download File

Download File

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

”Si jelek ini memiliki hutang pada bos kami, dan sampai batas waktunya ia<br />

belum juga melunasi hutangnya. Bos kami lalu memerintahkan kami semua untuk<br />

menghabisinya. Puas?” jawab lelaki yang pertama menyahut dengan lantang.<br />

”Begitu...”<br />

”Iya,” tambah yang lain, ”jadi sekarang kau tidak usah mencoba jadi<br />

pahlawan deh...”<br />

”Aku tidak bisa membiarkan kalian melakukan hal ini. Bagiku, kalian telah<br />

melakukan perbuatan kriminal. Maka aku berhak menghentikan kalian,” Budiman<br />

berkata ketus tanpa rasa takut. Padahal, jumlah mereka banyak.<br />

”Ho...begitu ya?” sahut salah seorang yang berambut gondrong, ”jadi tidak<br />

melunasi hutang bisa dibilang bukan perbuatan kriminal, begitu?”<br />

”Tapi tidak seperti ini caranya,” debat Budiman makin berapi-api. ”Kalian<br />

tidak berhak menghajarnya hanya karena alasan itu.”<br />

”Hei Bung!” tiba-tiba kerah baju Budiman dipegang oleh orang itu. ”Laki-laki<br />

ini milik kami, kamu tidak usah ikut campur.”<br />

Mendapat perlakuan kasar seperti itu, Budiman langsung berontak. Ia<br />

mendorong tubuh pria itu keras. ”Kau mau main kasar?” tantang Budiman. Ia<br />

menatap mata pria itu tajam.<br />

“Sudahlah...” lerai seorang yang lain, “kita dibayar bukan untuk menghajar<br />

orang asing ini. Jangan ladeni dia.”<br />

”Tapi dia mengganggu tugas kita...”<br />

“Baiklah, tuan pahlawan, bisa kau tunggu sebentar? Kami akan merundingkan<br />

hal ini.” Preman-preman itu lalu berkumpul membentuk lingkaran. Mereka saling<br />

berbisik.<br />

”Tampaknya lelaki ini bukan lawan sembarangan, bagaimana kalau....”<br />

Lama para preman itu berdiskusi. Budiman heran melihat kelakuan preman-<br />

preman itu. Apa yang mereka diskusikan.<br />

”Baiklah, tuan pahlawan,” akhirnya preman-preman itu selesai berdiskusi.<br />

Salah seorang preman mendekati Budiman. ”Kami tidak akan berseteru denganmu<br />

mengenai hal ini. Jujur saja, kedatanganmu telah mengganggu tugas kami. Tapi...kami<br />

hargai sikap baikmu.”<br />

206

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!